Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Penjelasan Lengkap Sifat Baqo

Penjelasan Lengkap Sifat Baqo

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

بسم الله الرحمن الرحيم

Sifat Baqo Pada Dzat Allah

Sifat yang ke tiga dari Sifat 20 yaitu sifat baqo. Wajib pada haqnya Allah Ta'ala memiliki sifat baqo yang artinya kekal. Maksudnya adalah Allah itu tidak ada akhirnya.

Sifat baqo masih termasuk sifat salbiyah yaitu sifat yang menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah yang Maha Sempurna yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan yang tidak disertai oleh kekurangan dan sifat baqo adalah jawaban sekaligus mencabut akan pertanyaan "kapan" terhadap dzat Allah.

Sifat baqo pada dzat Allah adalah sifat yang qodim artinya sudah ada sebelum alam ini diciptakan dan tetap ada meski seluruh alam jagat raya ini musnah karena dihancurkan oleh Allah kelak pada hari kiamat.


Sifat Mustahil Dari Sifat Baqo

Lawan dari sifat baqo adalah sifat fana yang artinya rusak sifat yang mustahil ada pada dzat Allah Ta'ala karena sifat fana adalah sifatnya makhluk yang keberadaannya didahului oleh ketidak beradaannya dan diakhiri oleh ketidak beradaannya, maka mustahil bagi Allah memiliki sifat fana.

Tijan Ad Darori


Dalil Aqli Sifat Baqo

Menurut akal, jika seandainya Allah itu mempunyai sifat fana yakni rusak, maka berarti terbukti bahwa Allah itu baru sedangkan barunya sifat Allah itu mustahil karena Allah itu qidam, sedangkan fana adalah sifatnya makhluq.

Sifat baqonya Allah ini menurut akal ghorizi yang menemukan dan berpendapat bahwa yang namanya tuhan itu harus kekal karena akal tidak akan menerima jika ada tuhan yang bersifat fana seperti menua, sakit, mati kemudian tiada sebagaimana makhluq. Allah tidak sama seperti makhluq yang mempunyai keterbatasan karena semua itu adalah kekurangan, sedangkan mustahil jika Allah memiliki kekurangan.

Kekalnya Allah terbukti dengan masih adanya kehidupan, masih adanya makhluq, seperti masih berjalannya siang dan malam, masih adanya kelahiran, bergantinya musim, adanya siang dan malam yang tak keluar dari pengaturan dan kuasa Allah.


Pandangan Hukum Syara' dan Dalil Naqli Sifat Baqo

Pandangan hukum syara' (hukum syari'at) terhadap hukum akal tentang sifat baqonya Allah adalah sebagai berikut :

Hukum syara’ membenarkan hukum akal bahwa Allah memiliki sifat baqo karena sesuai dengan firman Allah dalam Al-quran surat Ar-rohman ayat 27 yang menyebutkan:

"Dan tetap kekal dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." Ayat ini sebagai dalil naqli bahwa Allah itu kekal.

Hukum syara' mewajibkan kepada setiap mukalaf (orang yang sudah aqil baligh) membenarkan dalam hatinya bahwa Allah memiliki sifat baqo dengan keyakinan yang sampai pada patokan ma'rifat dengan resiko mendapat pahala jika dikerjakan dan siksa bagi yang tidak mau meyakini atau menyangkal bahwa Allah itu kekal.

Hukum syara' mewajibkan kepada tiap-tiap mukalap untuk membenarkan didalam hatinya bahwa seluruh alam ini atau semua makhluq itu bersifat fana yakni akan rusak, meninggal dan tiada.

Adapun kekalnya alam atau makhluq itu karena dikekalkan oleh Allah seperti kekalnya qolam, lauhul mahfudz, arsy, kursyi, ruh, tulang ekor manusia, surga dan neraka.

Hukum syara' menetapkan akan rusaknya alam sebagaimana firman Allah dalam Al Qur-an surat Arrohman ayat 26 yang menyebutkan, "tiap-tiap apa yang ada di muka bumi akan rusak."


Sifat Baqo Haqnya Allah

Sifat baqo adalah haqnya Allah bukan karena adanya dalil-dalil yang mendukung sifat tersebut. Dalil-dalil yang ada di Al-quran ataupun hadis hanya menyampaikan/memberitahukan kepada kita akan haq Allah yang memiliki sifat baqo.

Kemudian, sifat baqonya Allah tidak dipengaruhi oleh apapun bahkan tidak hilang gara-gara tak ada yang menekadkan bahwa Allah itu baqo. Ada maupun tidak adanya makhluq, Allah tetap kekal, kekalnya Allah adalah mutlak.


Pembagian Pengertian Sifat Baqo

Adapun pengertian sifat baqo itu terbagi tiga :

  1. Baqo zamani yaitu kekalnya suatu perkara karena diliputi oleh masa. Seperti kekalnya surga dan neraka.
  2. Baqo nisbi yaitu kekalnya suatu perkara karena dinisbatkan kepada perkara yang lain. Seperti misalnya kekalnya baja karena dinisbatkan kepada kayu, kekalnya bumi dinisbatkan kepada manusia. Yang terkuat atau yang lebih awet itulah yang dikatakan kekal/langgeng.
  3. Baqo haqiqi yaitu kekalnya suatu perkara bukan karena diliputi zaman dan bukan karena gara-gara dinisbatkan pada perkara yang lain tetapi kekal yang tidak ada akhirnya, kekal yang tidak ada batasnya dan tidak berujung rusak. Tak ada sesuatu apapun yang lebih haq disifati sifat baqo kecuali Allah S.W.T.

Makna Tujuan Dari Sifat Baqo

Ma’na tujuan dari sifat baqo adalah wujud-Nya Allah yang benar-benar tidak ada akhirnya, keberadaan Allah tetap ada dan selamanya ada dan sifat baqo-Nya Allah adalah baqo haqiqi.


Kesimpulan Dari Materi Pembahasan Sifat Baqo

Sifat baqonya Allah adalah tetap tanpa akhir sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur-an yang menjadi dalil naqli bahwa Allah itu kekal (baqo). Adanya dalil aqli dan dalil naqli yang dihadirkan pada tiap-tiap aqidah adalah agar memenuhi syarat ma'rifat.

Adapun dalil-dalil yang digunakan adalah dalil yang menafikan lawan dari sifat wajib untuk menguatkan isbat dari sifat baqonya Allah dengan rangkaian materi sebagai berikut:

  1. Jika Allah tidak memiliki sifat baqo, maka Allah itu rusak yang diakhiri dengan ketiadaan-Nya.
  2. Jika rusak pasti wujud-Nya mumkin.
  3. Jika wujudnya mumkin berarti keberadaannya didahului oleh ketidak beradaannya yang artinya baru.
  4. Jika baru maka akan terjadi daur dan tasalsul sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sifat qidam.
  5. Proses daur dan tasalsul itu muhalul wujud yakni perkara yang mustahil bagi dzat Allah.

Jadi, materi yang ke 1 yang menyebabkan materi ke 5, maka jika Allah tidak memiliki sifat baqo adalah hal yang mustahil. Setiap perkara yang mustahil tidak baqo yakni mustahil fana, maka wajib kekal yakni baqo. Jadi, kesimpulannya Allah itu baqo yang artinya tetap kekal tidak berujung rusak hingga tiada.


Penutup

Walhasil sifat baqo adalah wajib diketahui dan dibenarkan di dalam hati (iman/percaya) oleh tiap-tiap muslim yang sudah mukalaf (berakal dan baligh) sebagai syarat syahnya iman agar tidak goyah dan terhindar dari ketersesatan aqidah.

Untuk penjelasan lengkap sifat mukholafatu lilhawadisi bisa dilihat pada posting berikutnya >>

Wallahu a'lam bishowab.





Sumber :

  • Kitab Tijan Addarori.
  • Sifat Duapuluh arab pegon bahasa Sunda.
  • Sifat Duapuluh dan Asma’ul Husna TQN Cikangkung-Rengasdengklok-Karawang.
Open Comments

Posting Komentar untuk "Penjelasan Lengkap Sifat Baqo"