Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Penjelasan Lengkap Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Penjelasan Lengkap Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Daftar Isi Artikel: Tampilkan
بسم الله الرّحمن الرّحيم

Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Sifat ke lima dari sifat dua puluh yaitu sifat qiyamuhu binafsihi. Wajib pada haqnya Allah Ta'ala memiliki sifat qiyamuhu biafsihi yang artinya kemandirian Allah dengan dzat-Nya (Allah berdiri sendiri). Sifat qiyamuhu binafsihi termasuk sifat salbiyah yaitu sifat yang menafikan sifat-sifat yang tidak pantas bagi Allah.

Makna dari qiyamuhu binafsihi adalah Allah tidak membutuhkan dzat lain, Allah tidak butuh kepada tempat dan Allah tdak membutuhkan pencipta.


Sifat Mustahil Dari Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Lawan (sifat mustahil) dari qiyamuhu binafsihi adalah al-ihtiyaju bighoirihi artinya Allah butuh kepada yang lain (makhluq atau yang menciptakan).


Dalil Aqli Dari Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Jika Allah butuh kepada dzat lain berarti Allah adalah sifat, jika Allah sifat, niscaya tidak akan disifati sifat qudroh, irodah dan sebagainya sedangkan sifat-sifat tersebut wajib pada haqnya Allah Ta'ala, maka hal yang mustahil jika Allah adalah sifat.

Jika Allah butuh kepada tempat atau ruang kosong, maka berarti Allah itu jirim, jika Allah jirim maka Allah sama dengan hawadits (makhluq, sesuatu yang keberadaannya karena diadakan/dicipakan), jika Allah sama dengan makhluq berarti Allah baru.

Jika Allah butuh pada pencipta, maka berarti Allah baru dan itu mustahil adanya. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sifat qidam, bahwa daur dan tasalsul terhadap keberadaan Allah itu mustahil.

Dalil aqli ini adalah dalil menurut akal, dalam artian bahwa masuk akal jika Allah tidak butuh kepada sesuatu yang lain karena Allah itu Maha Kaya, Allah tak butuh apapun karena semuanya milik Allah.

Menurut akal sesuatu yang kita butuhkan karena memang tidak kita miliki dan selamanya kita akan butuh kepada sesuatu karena memang semua yang kita butuhkan hakikatnya bukan milik kita padahal kita sudah merasa memiliki dengan ikhtiarnya badan.

Kemudian, maksud Allah itu wajib memiliki sifat qiyamuhu binafsihi ini adalah menurut akal bukan menurut syara' yang artinya bahwa Allah itu sudah seharusnya dan pasti dibutuhkan oleh yang lain karena Allah yang memiliki segalanya sehingga tak ada sesuatu pun yang Allah butuhkan, maka menurut akal Allah itu sudah seharusnya memiliki sifat qiyamuhu binafsihi.

Tijan Ad Darori


Dalil Naqli dan Pandangan Hukum Syara' Terhadap Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Pandangan hukum syara’ terhadap hukum akal bahwa Allah memiliki sifat qiyamuhu binafsihi adalah sebagai berikut :

Hukum syara’ membenarkan, memperkuat dan menjelaskan bahwa sifat Allah diantaranya adalah mukholafatu lilhawaditsi, karena sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat Al-ankabut ayat 6. "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak butuh sesuatu) dari semesta alam.”

Hukum syara' mewajibkan kepada tiap-tiap mukalaf (berakal dan baligh) untuk membenarkan dalam hatinya bahwa Allah memiliki sifat qiyamuhu binafsihi dengan resiko mendapat pahala bagi yang meyakininya dan siksa bagi yang tidak mau meyakininya.

Hukum syara' mewajibkan kepada setiap mukalaf bahwa alam tidak ada yang bersifat qiyamuhu binafsih. Alam ada karena diadakan/diciptakan dan alam butuh kepada yang menciptakan, berarti alam adalah makhluq (sesuatu yang diciptakan).

Sifat qiyamuhu binafsihi adalah haqnya Allah, tidak bergantung kepada yang mempercayai bahwa Allah qiyamuhu binafsihi, tidak bergantung kepada adanya para rasul, tidak bergantung karena ditetapkan oleh akal, tidak bergantung kepada adanya alam.


Sifat Qiyamuhu Binafsihi Menafikan Sifat-sifat yang Tidak Pantas Bagi Allah

Sifat qiyamuhu binafsihi termasuk sifat 'adamiyah yang artinya Allah tidak butuh kepada yang lain dan tidak butuh kepada yang menciptakan karena adanya Allah bukan karena diadakan dan diciptakan dan Allah tidak membutuhkan tempat untuk didiami/ditempati layaknya jirim ataupun jisim.

Karena Allah bukanlah jirim maupun jisim yang membutuhkan tempat untuk didiami maka tercabutlah pertanyaan yang menyebutkan "dimana?" Dan tercabutlah setiap jawaban yang menyebutkan "depan, belakang, kanan, kiri, atas, bawah, bersentuhan, berjarak, luar, dalam." karena pertanyaan dan jawaban tersebut hanya pantas ditujukan kepada makhluq (sesuatu yang diciptakan).

Pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi semua makhluq dan sesungguhnya Allah sangat dekat dengan makhluq, bahkan lebih dekat dibandingkan urat leher.

Allah tidak butuh kepada alam dengan segala keindahan dan kemewahannya, Allah tidak membutuhkan arsy, Allah tidak membutuhkan seluruh ciptaan-Nya (makhluq) tapi semua makhluq sangat membutuhkan Allah.

Sesungguhnya makhluk tidak memberi pengaruh atas keberadaan Allah yang Maha Tinggi, karena ada atau tidak adanya makhluq, Allah tetap qiyamuhu binafsihi, dengan beriman atau tidaknya makhluk kepada Allah tidak membuat Allah rugi sedikitpun, tapi sebaliknya kitalah yang rugi jika tidak beriman kepada Allah.

Maka wajib bagi setiap mukalaf yakni muslim yang berakal dan sudah baligh di dalam mengimani Allah sebagai tuhan yang berhaq disembah juga harus mengimani bahwa Allah itu tidak butuh kepada makhluq (qiyamuhu binafsihi).


Manfaat Mengenal Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Dengan mengenal sifat qiyamuhu binafsihi, maka seorang muslim tidak akan mengharap sesuatu dari pengisi alam jagat raya ini, karena tahu betul bahwa semuanya milik Allah dan hanya kepada Allah lah kita berharap dan meminta.

Dengan mengenal sifat qiyamuhu binafsihi, seorang muslim akan senantiasa mensyukuri ni'mat karena dia tahu betul dirinya tak punya daya upaya kecuali karena Allah yang memberi kekuatan, yang menggerakan dan yang memberi petunjuk.

Dengan mengenal sifat qiyamuhu binafsihi seorang muslim akan merasa malu sekaligus takjub terhadap kuasa dan kebesaran Allah, sehingga semakin bertambahnya iman dan terhindarnya ia dari ketersesatan aqidah.


Penutup

Dengan demikian Allah adalah dzat yang Maha Kuasa yang tak butuh kepada sesuatu apapun dan semuanya tak keluar dari kuasa dan pengaturan Allah, maka sudah seharusnya kita memohon dan mengharap hanya kepada Allah.

Demikian yang dapat kami sampaikan tentang sifat qiyamuhu binafsihi pada posting kali ini, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan. Semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bishowab.



Sumber :
  • Kitab Tijan Addarori.
  • Sifat Duapuluh arab pegon bahasa Sunda.
  • Sifat Duapuluh dan Asma’ul Husna TQN Cikangkung-Rengasdengklok-Karawang.


Open Comments

Posting Komentar untuk "Penjelasan Lengkap Sifat Qiyamuhu Binafsihi"