Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Penjelasan Lengkap Sifat Qudroh

Penjelasan Lengkap Sifat Qudroh

Daftar Isi Artikel: Tampilkan
بسم الله الرحمن الرحيم

Sifat Qudroh

Sifat yang ke tujuh dari sifat 20 yaitu qudroh. Wajib pada haqnya Allah Ta'ala memiliki sifat qudroh yang artinya Allah kuasa/mampu. Sifat qudroh adalah suatu sifat terdahulu (qodimah) yang menetap pada dzat Allah Ta'ala yang dengan sifat tersebut Allah mewujudkan dan meniadakan sesuatu.

Sifat qudroh merupakan bagian dari sifat ma'ani yang wujudiyah yakni sifat-sifat yang sebenarnya bisa dibuktikan jika sekiranya Allah membukakan hijab pada tubuh kita.

Sifat ma'ani adalah sifat yang qodim yakni terdahulu pada dzat Allah yang qodim yakni terdahulu dan tetap.

Sifat ma'ani adalah sifat yang menetap pada dzat Allah, maka dzat Allah tidak pernah kosong dari sifat qudroh.

Sifat qudroh pada dzat Allah ini adalah menurut pendapat akal, namun pendapat akal ini didukung oleh pendapat syara' yang mewajibkan kepada setiap mukalaf (yang berakal dan baligh) untuk beriman kepada sifat qudrohnya Allah agar terpenuhinya syarat syah iman.


Sifat Mustahil Dari Sifat Qudroh

Lawan (Sifat Mustahil) dari sifat qudroh adalah 'ajazah yang artinya lemah.


Dalil Aqli Sifat Qudroh

Dalil aqli dari sifat qudroh adalah wujudnya alam. Jika seandainya Allah lemah maka alam ini tidak ada, sedangkan tidak ada alam itu mustahil karena alam jagat raya beserta isinya termasuk kita di dalamnya terbukti ada, maka menurut akal Allah haruslah kuasa dan kenyataannya Allah kuasa menciptakan makhluq.

Jika Allah lemah berarti Allah tak mampu menciptakan alam ini karena hanya Allah yang mampu menciptakan langit, bumi beserta isinya termasuk kita di dalamnya tak keluar dari kuasa Allah dalam af'alnya yakni menciptakan, mengatur dan mengurus.

Maksud dari dalil aqli bahwa menurut akal Allah harus dan wajib memiliki sifat qudroh yang artinya mampu dan kuasa, bahwa Allah Ta'ala Sangat bisa dan kuasa mewujudkan dan meniadakan sesuatu. 

Sifat qudrohnya Allah tetap dan menetap pada dzatnya Allah Ta'ala bukan disebabkan karena adanya makhluq. Ada atau tidak adanya makhluq sifat Allah tetap kuasa yang artinya sifat qudrohnya Allah itu qodimah (menetap/tetap ada) yang tidak didahului atau diakhiri oleh sifat lemah.

Tijan Ad Darori


Pandangan hukum syara’ terhadap dalil aqli (hukum akal) tentang sifat qudroh

Hukum syara' membenarkan dan mewajibkan tentang dalil aqli (hukum akal) bahwa Allah memiliki sifat qudroh berdasarkan dalil naqli yang disebutkan dalam Al-quran surat Al-baqoroh ayat 148 : 

"Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Hukum syara' mewajibkan kepada setiap mukalaf (orang yang sudah aqil baligh) untuk menekadkan bahwa Allah memiliki sifat qudroh dengan resiko mendapat pahala bagi yang mengimaninya dan siksa bagi yang tidak mengimaninya dikarenakan orang tersebut tidak bisa dikatakan syah keimanannya kecuali mengimani Allah beserta sifat-sifat wajibnya salah-satunya yaitu sifat qudroh.

Pengertian wajib aqli sifat qudrohnya Allah yaitu bahwa akal ghorizi menerima sifat qudrohnya Allah Ta'ala, sehingga masuk akal jika Allah itu kuasa karena adanya ciptaan-Nya yang di luar kemampuan makhluq.

Kata "haq" artinya bahwa sifat qudrohnya Allah Ta'ala adalah haqnya Allah, tidak bergantung kepada diciptakannya makhluq atau dipercaya (diimani) oleh makhluq, karena Allah itu kuasa dengan sebenar-benarnya kuasa (haqiqi).

Kata "Ta'ala" memiliki pengertian bahwa Allah yang disifati qudroh sesungguhnya Maha Tinggi, Allah jauh dari sangkaan yang diyakini oleh kaum musyrikin dan golongan khowarij, sebab yang diyakini oleh kaum musyrikin dan golongan khowarij tidak disifati oleh sifat qudroh yang hakikatnya bukan Allah.


Ta'aluk Sifat Qudrohnya Allah Terhadap Makhluq

Sifat qudrohnya Allah ta'aluknya (berhubungan) kepada mumkinul wujud (sesuatu yang bisa saja terjadi), tidak ta'aluk kepada wajibul wujud (sesuatu yang keberadaannya harus ada)seperti dzat Allah dan sifat-Nya.

Kemudian qudrohnya Allah tidak ta'aluk kepada muhalul wujud (sesuatu hal yang mustahil), seperti masuknya dunia yang besar ini kedalam telur atau lubang jarum. Bukan berarti Allah tidak mampu tetapi hal yang seperti itu tak ada hubungannya ketika seseorang mengukur kuasanya Allah Ta'ala dengan akal.

Sifat qudrohnya Allah ta'aluknya terhadap perkara yang diadakan dari tidak ada menjadi ada dan meniadakan perkara yang tiada dari ada menjadi tidak ada yakni ta'aluk ijad dan ihdam.

Ta'aluknya sifat qudroh dalam tingkatan hubungannya kepada makhluq ada delapan tingkatan, diantaranya adalah:

Suluhi Qodim yaitu kontaknya qudroh Allah ketika makhluq belum diciptakan dengan mengadakan sesuatu yang akan ada, meniadakan sesuatu yang akan tiada.

Qobdhoh Awal yaitu kontaknya qudroh Allah ketika alam belum diciptakan kecuali lauhul mahfuz dan qolam. Semua makhluq yang akan diciptakan sudah tertulis di lauhul mahfuz.

Dalil yang menjelaskan tentang qobdhoh awal yaitu Al-qur'an surat Ar-ro'du ayat 38-39 : 

"...setiap masa ada kitab tertentu."

"Allah menghapus dan menetapkan apa yang dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat umul-kitab (induk kitab/lauhul mahfuz)."

Tanjizi Hadits Awal yaitu kontaknya qudroh Allah yang mengadakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, menghilangkan dari yang ada menjadi tidak ada, sebagaimana disebutkan di dalam surat Yasin ayat 82 : 

"Sesugguhnya urusannya apabila dia menghendaki sesuatu dia hanya berkata kepadanya 'jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu."

Qobdhoh Tsani yaitu kontaknya qudroh Allah ketika mengabadikan (mengkekalkan) makhluq yang sudah diciptakan-Nya. Tanjizi hadits tsani yaitu tiadanya makhluq dari hidup menjadi mati, dari alam dunia ke alam barzah, sebagaimana disebutkan dalam Al-qur'an surat Al-a'rof ayat 34 : 

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."

Qobdhoh Tsalits yaitu qudroh Allah yang berhubungannya dengan sesuat yang sedang dikekalkan, seperti dikekalkannya manusia saat di alam barzah, yang ketiadaannya dari alam dunia bersifat kekal/selamanya, sebagaimana disebutkan dalam Alqur'an surat Al-a'rof ayat 34 : 

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."

Tanjizi Hadits Tsalits yaitu qudroh Allah yang berhubungan dengan dihidupkannya seluruh makhluq setelah mati yang disebut hari kebangkitan, sebagaimana disebutkan dalam Al-quran surat Thoha ayat 55 : 

"Darinya (tanah) itulah kami menciptakan kamu dan kepadanyalah kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."

Qobdhoh Robi' yaitu qudroh Allah yang berhubugan dengan ketika Allah menetapkan kekalnya hidup beserta semua prosesnya setelah dibangkitkannya seluruh makhluq di hari kebangkitan yaitu dengan menetapkannya makhluq kekal di surga atau di neraka, sebagaimana di sebutkan dalam Al-qur'an surat Al-a'rof ayat 34 : 

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." 

dan surat Albaqoroh ayat 39:

"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

Adanya pembagian ta'aluk bukan berarti sifat qudrohnya Allah ada tingkatannya, akan tetapi hubungannya qudroh Allah terhadap makhluq yang ada tingkatannya, artinya setiap makhluq membutuhkan proses dan fase dalam keberadaannya. Sifat qudroh yang haq pada dzat Allah tidak ada tingkatannya.

Penyelewengan Aqidah Pada Beberapa Golongan Terhadap Kuasanya Allah

Menurut keyakinan golongan qodariyah, bahwa Allah tak ada hubungannya dengan hasil usaha makhluq.

Menurut keyakinan golongan mu'tazillah atau khowarij Allah tidak ada hubungannya dengan kejadian yang dihubungkan dengan adat (sesuatu yang lumrah terjadi) seperti terbakarnya kertas oleh api atau bekas luka oleh pisau.

Menurut keyakinan kafir thoba'iyah Allah tidak ada hubungannya dengan hasil yang terjadi karena thobi'at makhluq, seperti kenyang karena makan dan hilangnya dahaga karena minum.

Menurut keyakinan ahli bid'ah Allah tidak ada hubungan dengan adat yang diberi kekuatan oleh Allah, seperti kekuatan menghanguskan pada api.

Menurut keyakinan kafir fulasifah, Allah tidak ada hubungan dalam menjadikan sambungan alam, seperti adanya siang yang diciptakan oleh matahari.

Menurut keyakinan mustaushilah, Allah tidak ada hubungannya dalam kejadian dari hasil bertawashul (perantara dalam mencapai maksud).

Semua yang disebutkan di atas hukumnya adalah mustahil menurut akal, dan kufur menurut aqidah.


Penutup

Dengan demikian, bahwa wajib bagi setiap mukalaf yakni muslim yang berakal dan baligh, di dalam mengimani Allah sebagai satu-satunya tuhan yang wajib disembah juga wajib mengimani sifat qudrohnya Allah Ta'ala agar syah imannya dan agar tidak tergelincir kedalam kekufuran.

Wallahu a'lam bishowab.



Sumber :
  • Kitab Tijan Addarori.
  • Sifat Duapuluh arab pegon bahasa Sunda.
  • Sifat Duapuluh dan Asma’ul Husna TQN Cikangkung-Rengasdengklok-Karawang.
Open Comments

Posting Komentar untuk "Penjelasan Lengkap Sifat Qudroh"