Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 8-13 Tanda-tanda Orang Munafik

Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 8-13 Tanda-tanda Orang Munafik

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

بسم الله الرّحمن الرّيم

Berkata mufasir imam Jalaludin As Suyuti rohimahullahu ta'ala di dalam kitab tafsir Jalalain:


Tafsir Ayat ke 8

ونزل في المنافقين: (ومن الناس من يقول آمنا با الله وبا اليوم الآخر)
اي يوم القيامة لانه آخر الايام
Dan telah turun ayat terhadap orang-orang munafik: (Dan diantara manusia ada orang yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan kepada hari akhir.")
Artinya hari kiamat karena bahwasanya hari akhir itu akhir daripada hari-hari.

(وما هم بمؤمنين)
روعي فيه معنى من، وفي ضمير يقول لفظها
(Padahal mereka itu bukan orang-orang beriman)
Dipelihara padanya (lafadz Hum) akan makna "Man", dan pada kata ganti yaquulu dipelihara akan lafadznya (Man).

Ucapan Orang Munafik

Pada surat Al Baqoroh ayat 8-13 ini, Allah menyampaikan firman-Nya kepada Rosulullah melalui malaikat jibril sebagai pemberitahuan kepada Rosulullah dan peringatan terhadap mereka orang-orang yang munafik.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa mereka orang-orang munafik menganggap dirinya beriman dengan berucap telah beriman kepada Allah dan kepada hari akhir yakni hari kiamat.

Pada pembahasan hadits Bukhori telah dijelaskan bahwa iman itu adalah persaksian yang dibenarkan di dalam hati kemudian diucapkan dengan lisan bahwa tiada tuhan selain Allah yang berhak disembah dan Muhammad adalah utusan-Nya kemudian dibuktikan dengan perbuatan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sebagaimana telah disampaikan oleh Abdullah bin Umar, beliau mendengar rosulullah bersabda, bahwa Islam itu dibangun diatas lima azas yaitu persaksian bahwa tiada tuhan yang hak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, mengerjakan haji dan puasa Ramadhan.

Jadi dengan berkata iman saja belum cukup seseorang dianggap beriman oleh Allah karena yang Allah pandang adalah qolbu bukan ucapan yang sangat mudah mengucapkan kata dusta yang bertolak belakang dengan hati.

Maka jika ada orang yang berkata beriman padahal hatinya menyangkal atas apa yang dia ucapkan, orang tersebut adalah orang munafik dan perbuatannya disebut nifak, begitupun dengan orang-orang yang suka berbohong mereka adalah termasuk tanda-tanda orang yang munafik.

Al Baqoroh ayat 8-13


Tafsir Ayat ke 9

(يخادعون الله ولذين آمنوا)
بإظهار خلإف ما ابطنوه من الكفر ليدفعوا عنهم أحكامه الدنيوية
(Mereka itu menipu Allah dan orang-orang yang beriman)
Dengan menampakan bertolak belakang dengan apa yang mereka sembunyikan akan sesuatu itu daripada kekufuran supaya mereka menolak dari mereka akan hukum-hukumnya yang duniawi.

(وما يحادعون إلا انفسهم)
لأن وبال خداعهم راجع إليهم ليفتضحون في الدنيا بإطلاع الله نبيه على ما أبطنوه ويعاقبون في الأخرة
(Dan tidaklah mereka itu menipu kecuali diri mereka sendiri)
Karena bahwa bahaya tipuan mereka itu kembali kepada mereka maka mereka akan membuka aibnya di dunia dengan sebab Allah Ta'ala perlihatkan kepada nabi-Nya atas apa yang mereka sembunyikan itu dan mereka disiksa di akhirat.

(وما يشعرون)
يعلمون ان خدا عهم لأنفسهم والمخادعة هنا من واحد كعاقبة اللص وذكر الله فيها تحسين، وفي قراءة وما يخدعون
(Dan mereka tidak menyadari)
Mereka tidak tahu bahwa tipuan mereka itu kembali kepada diri mereka sendiri dan penipuan disini daripada seseorang seperti aku telah menyiksa akan pencuri itu menyebutkan oleh Allah kepadanya yaitu keindahan-keindahan kalamNya dan pada satu qiro'at (bacaan) "Dan mereka menipu".

Allah dan Orang-orang yang Beriman Tidak Akan Tertipu Oleh Orang Munafik

Sebagaimana telah disampaikan oleh Rosulullah bahwa, "Takutlah kalian akan firasat orang-orang yang beriman, karena sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah." (H.R. Ath Thabrani)

Yang jadi pertanyaan orang yang beriman (mukmim) yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Rosulullah?

Yaitu orang-orang yang sangat dekat dengan Allah seperti para sahabat dan ulama yakni orang-orang yang sudah mengenal Allah orang-orang yang tipis dikabulkannya setiap do'a-do'a mereka seperti para wali Allah.

Maka ketika seseorang berdusta dihadapan para kekasih Allah maka orang tersebut pasti ketahuan karena Allah melindungi para kekasihnya dari kebohongan dan tipudaya orang-orang yang munafik, karena hati mereka menjadi peka karena suci, tidak diisi dengan penyakit.

Jika kita sering duduk bersama orang-orang ahli Allah hati kita akan merasa takjub betapa Allah menjaga mereka dari orang yang munafik yang berbohong dihadapan mereka karena pada saat itu juga akan ketahuan kebohongan orang yang mencoba berbohong di hadapan seorang ahli Allah seperti seorang mursyid misalnya, dan ini sering kami saksikan di dalam majelis thoriqoh ketika guru kami mengajar para muridin thoriqoh.

Ko bisa begitu?

Allah yang memperlihatkan dan memberi firasat terhadap hamba-hambanya yang beriman akan kebohongan dan tipudaya yang dilakukan oleh orang munafik terhadap mereka yang beriman.

Maka jangan pernah kita menipu guru-guru kita dengan berkata dusta karena sesungguhnya Allah bisa membukakan kebenaran melalui firasat yang Allah karuniakan kepada guru-guru kita, karena sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa berbohong merupakan tanda-tanda orang munafik.


Orang Munafik Adalah Orang yang Menipu Diri Mereka Sendiri

Tanda-tanda orang munafik yang selanjutnya yaitu dia akan senantiasa menyembunyikan kebusukan di dalam hatinya kemudian menampakan kebaikan agar dipandang baik oleh oranglain.

Padahal yang sebenarnya adalah dia sedang menipu dirinya sendiri karena tidak ada sesuatu yang bisa menghalangi pandangan Allah terhadap makhluk-Nya dan Allah akan menjaga hamba-hambanya yang beriman dari tipu daya orang-orang munafik.

Seperti seorang mualaf yang berpura-pura memeluk Islam padahal tujuannya adalah dunia bukan tujuan Allah. Seharusnya baginya mendapat keuntungan yaitu dihapusnya seluruh dosa-dosa yang sebelummya, namun karena di dalam hatinya ada kebusukan dengan menampakan sikap pura-pura beriman maka catatan amal yang seharusnya bersih dari dosa kembali tercoreng.

Kemudian kebohongan yang dilakukan oleh seseorang akibatnya akan berdampak kepada dirinya sendiri seperti bumerang.

Ketika seseorang menipu oranglain dengan memperlihatkan kebaikan dan menyembunyikan niat busukannya, sebenarnya orang tersebut sedang menyiksa dirinya sendiri dengan sifat munafiknya kemudian pada ayat ke 10 Allah menyebutkan adzab bagi orang-orang munafik.

Maha Suci Allah yang telah menyampaikan dan memperingatkan hamba-hambanya dengan kalam-Nya yang sangat indah.


Tafsir Ayat Ke 10

(في قلوبهم مرض)
شك ونفاق فهو يمرض قلو بهم اي يضعفها
(Di dalam hati mereka ada penyakit)
Ragu dan munafik maka dia itu menyakitkan akan hati-hati mereka yakni ia lemahkan hatinya.

(فزادهم الله مرضا)
بما انزله من القرأن لكفرهم به
(Maka dia itu ketika dalam hatinya ada penyakit Allah tambahkan pada mereka penyakit)
Dengan apa yang Allah turunkan dia daripada Al Qur-an karena kufurnya mereka terhadap Al Qur-an.

(ولهم عذاب ألم)
مؤلم
(Bagi mereka berhak mendapatkan adzab/siksa yang pedih)
Yang menyakitkan

(بماكانوا يكذبون)
بالتشديد اي: نبي الله وبالتخفيف اي قولهم آمنا
(Dengan sebab sesuatu yang mereka telah dustakan)
Dengan tasydid yakni "dengan sebab mendustakan nabi Allah" dan dengan takhfif yakni "dengan meringankan perkataan mereka kami beriman".

Penyakit Pada Hati Orang Munafik

Seperti yang disebutkan di awal ayat ke sepuluh diatas bahwa di hati mereka orang-orang munafik ada penyakit kemudian oleh mufasir yang dimaksud penyakit di sini adalah perasaan ragu dan munafik.

Penyakit inilah yang hinggap di hati manusia. Karena lemahnya iman maka bukan hal yang tidak mungkin seseorang melakukan kekufuran yang sifatnya samar, dikatakan samar karena tidak ditampakan melalui perbuatan maupun lisan tapi dengan i'tikad namun berdampak terhadap perilaku.

Timbulnya keraguan karena tidak yakin akan janji Allah di dalam Al Qur-an yang menjamin hamba-hambanya yang beriman dan bertakwa, maka perlu kita waspadai jikalau dihati kita timbul rasa ragu terhadap janji Allah di dalam Al Qur-an maka beristigfarlah dan jauhkan perasaan tersebut karena ragu adalah tanda-tanda orang munafik.

Seperti memandang rendah terhadap para santri, ustad dan kiyai yang dianggap tidak punya masa depan, tidak menjamin kebahagiaan duniawi karena pekerjaan mereka dianggap tidak jelas, padahal Allah sudah menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka yang berjalan di jalan Allah.

Kemudian seperti mengenyampingkan urusan ibadah seperti sholat, malah lebih sibuk di dalam urusan duniawi dengan dalih menafkahi keluarga padahal urusan sholat itu wajib hukumnya dan tidak menyita waktu.

Sehingga bukan hal yang tidak mungkin apa yang kita nafkahkan kepada anggota keluarga kita tidak barokah karena sebab melalaikan urusan ibadah.

Kemudian lupa bersyukur ketika mendapatkan ni'mat, malah mengeluh. Bisa karena dianggap kecil atau tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan padahal Allah Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hambanya bukan apa yang diinginkan hambanya yang belum tentu yang terbaik.

Sebagai seorang muslim seyogyanya kita yakin terhadap janji Allah di dalam Al Qur-an sebagai wujud ketaatan kita terhadap perintah Allah sebagai golongan orang-orang mukmin bukan golongan orang munafik.


Kufurnya Orang-orang Munafik Terhadap Ayat-ayat Al Qur-an

Hal yang mengerikan ketika Allah murka terhadap hambanya yang kufur karena ragu terhadap janji-janji Allah yaitu dengan menambahkan penyakit di dalam hati hambanya selain ragu dan munafik, karena lemahnya hati.

Inilah kenapa ulama sangat keras menanamkan sifat yakin dan membuang perasaan ragu dan kuatir di dalam kita mencapai keikhlasan dan kenikmatan saat beribadah.

Karena jika hati dibiarkan tanpa dilatih untuk bisa yakin terhadap Allah, maka dengan mudah setan berbisik di hati kita dengan menakut-nakuti sehingga timbul perasaan ragu dan was-was karena sudah menjadi tugas setan menakut-nakuti manusia.

Sehingga muncul perasaan; jika tidak berlomba-lomba mengumpulkan harta maka hidup akan susah, dengan materi kita bisa bahagia hidup di dunia kemudian melupakan akhirat dan lain sebagainya.


Adzab Bagi Orang Munafik

Inilah yang sangat dikuatirkan bagi umat muslim yang mengaku beriman tapi tidak yakin terhadap tuhannya, mengaku beriman tapi tidak mau menjalankan perintah Allah.

Bukan hal yang tidak mungkin jika kita biarkan perasaan tersebut, maka perilaku kita akan sama dengan orang-orang munafik di zamannya Rosulullah dan balasan yang pantas bagi orang-orang munafik adalah adzab yang pedih karena telah berdusta. Na'udzu billahi min dzalik.

Perlu difahami bahwa ditambahkannya penyakit hati bagi orang munafik bukan maksud Allah tega dengan membiarkan hambanya terjerumus, tapi karena hambanya itu sendiri tidak ada kemauan bertaubat dari kemunafikan, tidak menata hatinya, tidak membentengi hatinya, tidak memperbaiki ibadahnya.

Sehingga mudah bagi setan menjerumuskan orang tersebut ke dalam kekufuran dan atas irodah/kehendak Allah lah segala sesuatunya terjadi termasuk berhasilnya setan mejerumuskan manusia.

Maka dengan firman-Nya, Allah menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya melalui Rosulullah agar senantiasa mengingat Allah dengan sholat, dzikir, bertaubat dan berdo'a agar terhindar dari sifat munafik dan kekufuran.

Allah Maha Pemurah dan Penyayang dan sifat inilah yang paling besar daripada murka-Nya, terbukti dengan luasnya ampunan dari Allah bagi orang-orang yang bertaubat.

Dengan demikian Allah tidak setega itu membiarkan hamba-Nya terjerumus karena dengan jelas telah Allah sampaikan di dalam Al Qur-an, perintah, larangan, imbalan dan ancaman dari Allah dan Allah tidak mengingkari janji-Nya.

Tinggal kita sendiri yang menentukan pilihan, mau selamat atau mau celaka?


Tafsir Ayat ke 11

(وإذا قيل لهم)
اي لهؤ لاء
(Dan apabila dikatakan kepada mereka)
Artinya kepada mereka

(لا تفسدوا في الأرض)
بالكفر والتعويق عن الإيمان
(Jangan kamu berbuat kerusakan di muka bumi)
Dengan kekufuran dan dengan menghalang-halangi daripada beriman.

(قال إنما نحن مصلحون)
وليس ما نحن فيه بفساد
(Mereka berkata, sesungguhnya kami ini orang-orang yang berbuat baik)
Tidaklah kami ini berbuat kerusakan

Perilaku Perusakan di Muka Bumi Adalah Perbuatan Orang Munafik

Kerusakan yang diperbuat oleh seseorang di muka bumi yang paling berbahaya adalah kekufuran yang letaknya di dalam qolbu bukan seperti merusak lingkungan dan sebagainya.

Karena musibah yang terbesar yang menimpa seseorang adalah rusaknya aqidah karena bila yang di dalam qolbu ini sudah rusak maka dampaknya akan ke mana-mana bisa kepada alam sekitar, kepada sesama dan terhadap diri sendiri.

Alam beserta isinya akan senantiasa terjaga bila perilaku manusia mengikuti tuntunan Al Qur-an dan Sunah karena Islam tak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya, tapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitar.

Maka penting bagi seorang muslim memperkuat keimanan dari pengaruh luar yang menggoyahkan aqidah yang perlahan mengikis kepercayaan kita kepada Allah yang meniadakan keMahaesaan Allah, perlahan mulai lancang terhadap keagungan Allah.

Selain ilmu fiqih yang mengatur tentang tatacara ibadah juga ada ilmu tashowuf yang mengatur ubudiyah yang erat kaitannya dengan hati dan ini sangat penting karena segala amal ibadah diniatkan di dalam hati, maka ulama ahli tashowuflah yang menjelaskan bagaimana agar hati kita senantiasa mentauhidkan Allah.

Namun mereka orang-orang munafik dengan segala cara akan menghalang-halangi oranglain yang mengagungkan Allah seperti yang terjadi di jaman sekarang dimana ada sebagian golongan menghalang-halangi orang yang ingin dekat dengan Allah dengan berdzikir dengan berthoriqoh.

Menganggap berlebihan terhadap orang yang mencintai Rosul-Nya dengan bersholawat dengan bermaulid dan sebagainya dengan jargon "Bid'ah Dholalah".

Seperti halnya orang-orang munafik di jaman Rosulullah yang mengatakan, "sesungguhnya kami ini orang-orang yang berbuat baik." Artinya mereka tidak membuat kerusakan dengan kekufuran, maka yang terjadi di jaman sekarang pun bisa demikian.

Dengan dalih mengikuti Al Qur-an dan Sunnah padahal mereka enggan mengikuti ulama-ulama terdahulu yang mengajarkan tentang menata hati di dalam berilmu yang sesuai dengan tuntunan Rosulullah, mereka orang-orang munafik sebenarnya telah memadamkan cahaya iman di dalam qolbu mereka.


Tafsir Ayat ke 12

قال الله تعالى ردا عليهم: (الا)
للتنبيه
Allah Ta'ala berfirman untuk membantah mereka: (ketahuilah)
Untuk memperingatkan.

(إنهم هم المفسدون ولكن لا يشعرون)
بذلك
(Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang suka berbuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak sadar)
Dengan demikian

Bantahan Dari Allah Terhadap Orang Munafik yang Mengaku Berbuat Kebaikan

Menanggapi pengakuan orang-orang yang munafik yang merasa tidak melakukan kerusakan, maka turunlah wahyu dari Allah untuk membantah pernyataan orang-orang munafik di jaman Rosulullah, bahwa sebenarnya merekalah orang-orang yang membuat kerusakan namun tidak sadar.

Seperti halnya yang terjadi di jaman ini sebenarnya mereka tidak sadar bahwa perbuatan mereka dengan memberi label "Bid'ah" kepada oranglain yang berada di jalan Allah adalah perbuatan yang merusak aqidah berusaha mengkerdilkan rasa cinta seseorang kepada Allah dan Rosul-Nya.

Maka tidak heran jika mereka sampai merendahkan keberadaan Allah dan menjauhkan Rosulullah di hati umatnya bahkan sampai ada yang membenci para sahabat Rosulullah.

Jika mau jujur pada diri sendiri cobalah kita renungkan jika seandainya kita ini orang yang mengaku ahli sunnah, memcintai Rosulullah namun suka membid'ahkan dan menganggap sesat perbuatan saudara kita yang seiman, apakah pernah Rosulullah hadir di dalam mimpi-mimpi kita ?

Apakah benar diantara mereka yang menganggap sesat tashowuf dan thoriqoh bahkan dengan lancang mencemo'oh para wali Allah itu benar-benar sudah ma'rifat?

Hanya mereka sendiri dan Allah yang lebih tahu dengan kemunafikan mereka.

Karena di dalam pemahaman Ahlu Sunnah wal Jamaah tidak mengajarkan tentang berburuk sangka kepada oranglain dan menanamkan dendam apalagi sampai mengarah kepada fitnah terhadap para sahabat nabi.

Ulama Ahlu Sunnah wal Jamaah sangat memperhatikan di dalam menata hati daripada menata lisannya untuk menebar fitnah yang menjurus kepada kekufuran karena menghalang-halangi oranglain untuk dekat dengan Allah dan mencintai Rosul-Nya.

Lihat saja imam Syafi'i dan ketiga ulama madzhab lainnya apakah mereka bukan ulama di jalur tashowuf?

Jika mereka bukan walinya Allah maka mustahil bagi mereka mampu khotam Al Qur-an puluhan kali dalam sehari semalam, mustahil bagi mereka bermimpi bertemu dengan Rosulullah di setiap malamnya karena ilmu Allah takan masuk kedalam hati yang kotor, ini menandakan bahwa ulama madzhab adalah ulama yang masih di jalur tashowuf.

Hanya saja yang mereka kaji adalah fiqih, namun ketika fiqih tanpa diimbangi dengan ilmu tashowuf akan menjadikan seseorang fasik. Terbukti dengan sikap mereka yang saling menghargai perbedaan pendapat yang lebih memilih menata hati daripada saling bersikukuh merasa paling benar dengan pendapat masing-masing, menandakan mereka adalah ulama di jalur tashowuf.

Terlebih imam Syafi'i beliau sangat hati-hati dalam menetapkan hukum, namun beliau cerdas ketika ada madzhab lain yang menghukumi wajib terhadap suatu perkara sementara tidak ada perintah langsung dari Allah di dalam Al Qur-an namun Rosulullah selalu mengerjakannya, maka beliau menghukumi sunnah muakad sehingga ketika madzhab lain mengerjakan maka madzhab Syafi'i pun mengerjakan, perbedaannya hanya pada hukumnya saja.


Tafsir Ayat ke 13

(وإذا قيل لهم آمنو كما آمن الناس)
اصحاب النبي صلى الله عليه وسلم
(Dan apabila dikatakan kepada mereka, berimanlah kamu sebagaimana berimannya manusia)
Para sahabat Nabi sholallahu 'alaihi wasallam.

(قال أنؤمن كما آمن السفهاء)
الجهال اي لا نفعل كفعلهم
(Mereka berkata, apakah kami beriman seperti berimannya orang-orang yang bodoh)
Orang-orang yang bodoh artinya kami tidak akan berbuat seperti perbuatan mereka.

قال تعالى ردا عليهم: (ألا إنهم هم السفهاء ولكن لا يعلمون)
ذلك
Allah Ta'ala berfirman untuk membantah mereka: (Ketahuilah, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang bodoh akan tetapi mereka tidak mengetahuinya.)
Demikian itu.

Hinaan Orang-orang Munafik Terhadap Para sahabat

Seperti disebutkan ayat di atas, Allah memerintahkan orang-orang munafik melalui wahyu yang disampaikan kepada Rosulullah supaya mereka itu beriman seperti halnya para pengikut Rosulullah yakni para sahabat.

Sahabat adalah mereka yang hidup di jaman Nabi yang ikut berjuang, membantu perjuangan Nabi, baik sahabat muhajirin maupun sahabat anshor.

Menurut orang-orang yang munafik, mereka para sahabat adalah orang-orang bodoh yang dianggap belakangan mengenal Allah yang tidak lebih pintar daripada mereka, maka mereka orang-orang yang munafik enggan mengikuti perbuatan para sahabat.


Bantahan Allah Terhadap Hinaan Orang-orang Munafik Kepada Para Sahabat

Pernyataan orang-orang yang munafik tadi dibantah oleh Allah yang disampaikan melalui Rosulullah bahwa yang bodoh itu adalah mereka bukan para sahabat, hanya saja mereka tidak mengetahuinya.

Dengan demikian tabiat orang-orang yang munafik adalah merasa dirinya paling pintar dan memandang bodoh oranglain sedangkan bagi kita Islam ahlu sunnah wal jamaah memiliki aqidah bahwa makhluk itu tidak punya kemampuan dan kekuatan melainkan atas izin Allah.

Bagi mereka orang-orang ahli Allah takan berani merasa apalagi menyatakan dirinya pintar dan memandang oranglain bodoh tapi mereka menyerahkan segalanya kepada Allah karena aturannya jelas bagi kita "tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah".


Ciri-ciri Orang Munafik

Dari apa yang disampaikan di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bahwa Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam menyebutkan ciri-ciri orang munafik:

"Empat hal apabila ada pada seseorang, maka dia adalah orang munafik asli, dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat saja dari empat hal tersebut, maka pada dirinya terdapat sifat nifak sehingga dia meninggalkannya, yaitu apabila diberi amanat dia khianat, apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila berseteru curang." (H.R. Bukhori No. 33 dan H.R. Muslim No. 88)


Penutup

Dengan menyimak apa yang disampaikan oleh mufasir berdasarkan ayat Al Qur-an semoga membuat kita lebih memperhatikan tentang qolbu kita, mebentenginya dengan aqidah yang kokoh agar tidak tergoyahkan sehingga ruhani kita selamat dari sifat munafik yang menghantarkan pada kekufuran yang berdampak terhadap diri kita dan lingkungan sekitar.

Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan di dalam penyampaian maupun tulisan, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bishowab.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 8-13 Tanda-tanda Orang Munafik"