Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 1-7 Al Qur-an Sebagai Petunjuk Bagi Orang-orang yang Bertakwa

Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 1-7 Al Qur-an Sebagai Petunjuk Bagi Orang-orang yang Bertakwa

 بسم الله الرّحيم

Tafsir Ayat Pertama

Berkata imam Jalaludin As Suyuti rohimahullahu ta'ala di dalam kitab tafsir Jalalain:

(الم) 
اللهُ أَعلَمُ بِمُرَادِه بِذَلِكَ

(Alif laam miim)
Artinya Allah yang lebih mengetahui dengan apa yang dimaksudnya dengan yang demikian itu.

Allah Maha Mengetahui Akan Apa yang Terkandung di Dalam Ayat Al Qur-an

Di dalam mentafsir lafadz alif lam mim, mufasir memilih menyerahkan pengertian ayat tersebut kepada Allah, artinya tidak gegabah yakni memilih jalan yang selamat dengan tidak menta'wil berdasarkan argumentasi pribadi.


Tafsir Ayat ke 2

(ذلك)  
أي هذا
(Demikian ini) 
Artinya ini.

(الكتاب) 
الذي يقرؤه محمد
(Yaitu kitab) 
Yang membaca akan dia oleh nabi Muhammad.

(لاَ رَيْبَ) 
لا شك
(Tidak ada keraguan) 
Tidak ada keraguan.

(فِيهِ) 
أنه من عند الله وجملة النفي خبر مبتدؤه ذلك والإشارة به للتعظيم
(Di dalamnya) 
Bahwasanya kitab ini datangnya dari sisi Allah dan jumlah nafi menjadi khobar (lafadz laa roiba/tidak ada keraguan) sedangkan mubtadanya yaitu lafadz dzalika dan isyarat dengannya yaitu karena untuk mengagungkan Al Qur-an.
 
(هُدًى) 
خبر ثانٍ أي هاد 
(Sebagai petunjuk) 
Menjadi khobar yang kedua artinya yang memberikan petunjuk.

(لّلْمُتَّقِينَ) 
الصائرين إلى التقوى بامتثال الأوامر واجتناب النواهي لاتقائهم بذلك النار
(Bagi orang-orang yang bertakwa) 
Yang kembali kepada takwa dengan melaksanakan/menjunjung tinggi segala perintah dan menjauhkan segala larangan karena menjauhnya mereka dengan yang demikian itu akan siksa neraka.


Al Qur-an Sebagai Petunjuk Bagi Orang yang Bertakwa

Al Qur-an merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada Rosulullah melalui malaikat Jibril sebagai kabar gembira bagi seluruh manusia agar tidak tersesat di dalam menjalani kehidupannya di dunia dan selamat di akhirat

Al Qur-an adalah petunjuk bagi orang-orang yang ingin selamat di dunia dan di akhirat, maka bagi mereka yang ingin selamat wajib beriman terhadap risalah yang disampaikan oleh Rosulullah sholallahu 'alaihi wasalam yakni Al Qur-an yang tidak ada keraguan di dalamnya karena datangnya dari Allah.

Maka bagi yang ingin selamat dari siksa neraka dan mendapatkan keni'matan surga yaitu harus dengan jalan takwa yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah di dalam Al Qur-an.

Ayat ini menafikan (menyangkal) akan anggapan bahwa Al Qur-an itu bukan dari Allah, kemudian dengan firman-Nya Allah menegaskan sebagai khobar (berita) bahwa tidak ada keraguan di dalam Al Qur-an dan Al Qur-an adalah petunjuk bagi orang yang takwa yang datangnya dari Allah.


Tafsir Ayat ke 3

(الذين يُؤْمِنُونَ) 
يصدِّقون
(Orang-orang yang takwa itu ...adalah orang-orang yang beriman) 
Orang-orang yang membenarkan.

َ (بالغيب) 
بما غاب عنهم من البعث والجنة والنار
(Dengan/kepada yang ghoib) 
Dengan sesuatu yang goib daripada mereka daripada hari pembangkitan dan surga dan neraka.

(وَيُقِيمُونَ الصلاة) 
أي يأتون بها بحقوقها
(Dan mereka mendirikan sholat) 
Artinya mereka mengerjakan dengan sholat itu dengan hak-haknya.

(وَمِمَّا رزقناهم) 
أعطيناهم
(Dan daripada sesuatu yang telah kami beri rizki akan mereka) 
Yang telah kami berikan akan mereka

(يُنفِقُونَ) 
في طاعة الله
(mereka memberikan nafkah) 
Dalam tho'at kepada Allah.

Bagian Daripada Takwa

Seperti disebutkan oleh mufasir di dalam tafsirnya di atas bahwa takwa itu ketika seseorang membenarkan di dalam hatinya (iman) terhadap hal yang goib, seperti beriman bahwa adanya hari pembangkitan yaitu hari dibangkitkannya seluruh manusia setelah Allah musnahkan alam jagad raya ini pada hari kiamat.

Selain percaya akan hari pembangkitan yang termasuk ghoib yang disebutkan oleh mufasir maka surga dan neraka adalah termasuk goib. Termasuk bagian daripada takwa yaitu mendirikan sholat yang sesuai tuntunan syari'at (ilmu fiqih dan ilmu tashowuf) dan memberikan nafkah di jalan tho'at.


Tafsir Ayat ke 4

(والذين يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ) 
أي القرآن
(Dan orang-orang yang beriman dengan apa yang diturunkan kepada engkau)
Maksudnya Al Qur-an.

(وما أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ) 
أي التوراة والإنجيل وغيرهما
(Dan apa yang diturunkan dari sebelum engkau) 
Maksudnya kitab Taurat dan Injil dan selain keduanya.

(وَبِالأخِرةِ هُمْ يُوقِنُونَ) 
يعلمون
(Dan dengan akhirat itu mereka meyakini)
Mereka mengetahui.

Kategori Orang yang Bertakwa

  1. Percaya (beriman) kepada hal yang ghoib.
  2. Mendirikan sholat.
  3. Meberikan nafkah dan menginfakan sebagian rizkinya di jalan tho'at.
  4. Beriman kepada Al Qur-an
  5. Beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al Qur-an.
  6. Beriman kepada Rosulullah dengan mengikuti apa yang Beliau sampaikan dan Beliau contohkan.
  7. Dan beriman akan adanya hari akhir (akhirat).

Tafsir Ayat ke 5

(أولئك) 
الموصوفون بما ذكر
(Mereka itu) 
Yang disifati dengan apa yang disebutkan.

(على هُدًى مّن رَّبّهِمْ وأولئك هُمُ المفلحون) 
الفائزون بالجنة الناجون من النار
(Atas petunjuk dari tuhan mereka dan mereka adalah orang yang sukses) 
Mereka orang-orang yang beruntung dengan mendapati surga mereka selamat dari api neraka.

Orang-orang yang Sukses Mengikuti Petunjuk Dari Allah

Dari apa yang disebutkan di atas tentang kategori orang yang masuk kedalam golongan orang yang bertakwa jika dilaksanakan semuanya itu, maka oleh Allah disebut orang yang berhasil (sukses), karena apa? Karena orang tersebut berhak masuk kedalam surganya Allah dan selamat dari siksa api neraka.


Tafsir ke 6

(إِنَّ الذين كَفَرُواْ) 
كأبي جهل وأبي لهب ونحوهما
(Sesungguhnya orang-orang yang kafir)
Seperti Abi Jahal dan Abi Lahab dan seumpama dari keduanya.

(سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءأَنذَرْتَهُمْ) 
بتحقيق الهمزتين وإبدال الثانية ألفاً وتسهيلها وإدخال ألف بين المسهَّلة والأخرى وتركه
(Sama saja atas mereka engkau beri peringatan kepada mereka)
Dengan menegaskan dua Hamzah pada lafadz "Aandzartahum" dan mengganti yang kedua menjadi Alif dan mentashilkannya dan memasukkan Alif diantara yang ditahsilkan dan yang lainnya dan meninggalkannya.

(أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ) 
لعلم الله منهم ذلك فلا تطمع في إيمانهم والإنذار إعلام مع تخويف
(Atau tidak kamu berikan peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman) 
Karena mengetahui Allah daripada mereka akan yang demikian itu, maka oleh karena itu janganlah engkau bersikukuh pada imannya mereka dan memperingatkan yaitu memberitahukan serta menakut nakuti.

Hukum Mentashil Bacaan Al Qur-an

Tashil adalah hukum bacaan Al Qur-an dimana ada dua Hamzah namun pada huruf Hamzah yang kedua ditashil yakni menyembunyikan Hamzah sedangkan Hamzah yang pertama ditegaskan, seperti lafad A-andzartahum bisa ditashil menjadi Aa_ndzartahum.

Jangan Menasihati Orang yang Hatinya Tertutup Dari Hidayah

Bagi orang yang hatinya ditutup oleh Allah daripada hidayah, maka percuma saja bagi kita menasehati orang tersebut meski segigih apapun usaha kita memperingatkan dengan memberitahukan serta menakut-nakuti orang tersebut dengan ancaman dari Allah yang tertulis di dalam Al Qur-an.


Tafsir Ayat ke 7

(خَتَمَ الله على قُلُوبِهِمْ) 
طبع عليها واستوثق فلا يدخلها خير
(Allah menutup atas hati mereka) 
Allah menutup atas hati mereka dan mengikatnya maka tidak masuk kedalam hati mereka itu suatu kebaikan.

(وعلى سَمْعِهِمْ) 
أي مواضعه فلا ينتفعون بما يسمعونه من الحق
(Dan atas pendengaran mereka) 
Artinya tempat-tempat mendengarnya mereka maka mereka tidak dapat mengambil manfaat dengan apa yang mereka dengarkan daripada kebenaran.

(وعلى أبصارهم غشاوة) 
غطاء فلا يبصرون الحق
(Dan atas penglihatan mereka ada penutup) 
Yaitu penutup, maka mereka tidak dapat melihat yang benar.

(وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ) 
قوي دائم
(Dan bagi mereka berhak mendapatkan siksaan yang pedih) 
Yang kuat dan tetap.

Ketika Allah Menutup Hati Seseorang Dari Kebaikan

Inilah bencana dan hal yang paling mengerikan yang didapatkan oleh seseorang ketika Allah sudah murka terhadap orang tersebut yaitu tidak dibukakannya pintu hidayah (petunjuk).

Maka berhati-hatilah ketika hati ini menolak nasehat dari oranglain, maka seperti yang disebutkan pada tafsir surat Al Fatihah sudah seharusnya kita memohon hanya kepada Allah termasuk memohon agar hati ini mudah menerima nasehat dan hidayah bukan hati yang keras yang menolak kebaikan dan kebenaran.

Diibaratkan kantong yang mulutnya diikat, maka mustahil bagi sesuatu masuk kedalam kantong tersebut karena jalan masuknya sudah diikat, maka seumpama diisi air segalon pun air tersebut tidak bisa masuk ke dalam kantong.

Begitu pula dengan orang yang hatinya sudah ditutup oleh Allah daripada hidayah, maka segigih apapun kita berusaha menyadarkannya ke jalan yang benar maka tidak akan memberikan pengaruh apa-apa baginya.


Ketika Allah Menutup Pendengaran Seseorang Dari Kebenaran

Bagi mereka yang ditutup telinganya oleh Allah dari kebenaran karena murka-Nya, maka mereka tidak akan dapat menerima nasehat yang baik yang seharusnya bermanfaat malah menjadi sesuatu yang mudhorot dan sia-sia karena tak ada manfaat yang didapatkan bagi orang yang pendengarannya ditutup oleh Allah dari kebenaran, maka yang muncul adalah fitnah dari mereka yang tak mau mendengarkan kebenaran yang sebenar-benarnya.


Ketika Allah Menutup Mata Seseorang Dari Kebenaran

Kemudian bagi mereka yang mendapatkan murkanya Allah selain ditutup hatinya dan telinganya oleh Allah dari nasehat yang benar (petunjuk/hidayah), juga ditutup matanya oleh Allah daripada kebaikan, sehingga yang benar dianggap buruk oleh mereka sedangkan yang buruk dianggap baik.

Bagi mereka itu yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah ditutup oleh Allah yang disebabkan murka-Nya, maka yang layak bagi mereka adalah siksaan yang pedih yang kuat dan kekal di nerakanya Allah sepertihalnya Abu Lahab dan Abu Jahal dan orang-orang yang semisal dengan mereka. Na'udzu billahi min dzalik.


Penutup

Dengan demikian wajib bagi tiap-tiap muslim yang berakal dan baligh beriman terhadap kitab-kitab Allah terutama Al Qur-an sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat muslim yaitu kitab yang di dalamnya tidak ada keraguan karena datangnya dari Allah bukan buatan tangan manusia kemudian mengamalkan apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah sebagai bentuk takwa.

Wallahu a'lam bishowab

Open Comments

Posting Komentar untuk "Tafsir Jalalain Al Baqoroh Ayat 1-7 Al Qur-an Sebagai Petunjuk Bagi Orang-orang yang Bertakwa"