Shohih Bukhori Hadits Ke 6 | Kemurahan Hati Rosulullah Lebih Lembut Daripada Hembusan Angin
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Berbicara tentang Rosulullah merupakan pembahasan yang tidak ada cukupnya untuk bisa kita teladani dan hikmah yang bisa diambil pelajaran, dari mulai Beliau belum dilahirkan kemudian setelah dilahirkan hingga akhir hayatnya.
Kepergian Beliau tak menghilangkan rasa cinta dan rindu di setiap hati umatnya termasuk umatnya yang sama sekali belum pernah berjumpa dengan Beliau yaitu kita yang hidup di era moderen ini yang menandakan bahwa kedudukan beliau begitu mulia.
Di dalam hadits disebutkan bahwa Beliau sholallahu 'Alaihi wasallam juga begitu dermawan dan baik terhadap Malaikat Jibril dalam setiap kunjungannya kepada Rosulullah yaitu menyampaikan wahyu dan mengajarkan ilmu Allah kepada Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam.
Hadits ke 6
Berikut ini hadits ke enam dari Shohih Bukhori yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang menceritakan sosok Rosulullah yang sangat pemurah hatinya yang jauh lebih lembut daripada angin yang berhembus :
Telah menceritakan kepada kami Abdan dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri dan dengan riwayat yang sama, telah menceritakan pula kepada kami Bisyir bin Muhammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri seperti lainnya berkata, bahwa Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik/murah hatinya terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril 'Alaihis Salam menemuinya, dan adalah Jibril 'Alaihis Salam mendatanginya setiap malam dibulan Ramadhan, dimana Jibril 'Alaihis Salam mengajarkan Al Qur-an. Sungguh Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam jauh lebih dermawan dari angin yang berhembus. (Shohih Bukhori : hadits ke 6)
Sifat Dermawan Keluarga Rosulullah
Kebaikan hati Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang mengatakan bahwa Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berani dan baik/murah hatinya.
Kebaikan hati dan kedermawanan Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam tentu tak lepas dari peran seorang kakek yaitu Abdul Mutholib yang semasa hidupnya dikenal karena kebaikannya dan dihormati sebagai pembesar Mekah juga tidak segan-segan membantu kebutuhan orang-orang yang bertamu ke Baitullah yakni Ka’bah.
Tidak hanya dermawan kepada sesama bahkan ada riwayat menceritakan, bahwa saking dermawannya beliau sampai-sampai hewan di pegunungan dapat mengenali Abdul Mutholib, artinya beliau sering memberi makan hewan-hewan yang bukan peliharaannya.
Begitupun setelah Abdul Mutholib wafat, Rosulullah diurus oleh pamannya yaitu Abu Tholib yang juga memiliki sifat yang murah hati seperti Abdul Mutholib ayahnya. Kebaikan dan kedermawanan Abu Tholib bukan karena beliau kaya tapi karena memuliakan tamu-tamu Allah meski pun pada masa itu mereka yang datang ke Ka’bah bukan untuk mentauhidkan Allah tapi sebaliknya menyekutukan Allah dengan menyembah berhala yang diletakan di atas Ka’bah dan sekitarnya.
Melalui orang-orang yang dipilih oleh Allah, Rosulullah dididik dan dibesarkan dengan kebaikan-kebaikan sehingga membentuk pribadi yang baik dan bisa dipercaya oleh orang-orang Mekah sebagai orang yang paling jujur dan dapat dipercaya, sehingga Beliau diberi gelar Al Amin oleh penduduk mekah sebelum Beliau diangkat sebagai Rosul oleh Allah Ta’ala.
Rosulullah Orang yang Paling Dermawan
Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan meski Beliau bukanlah orang kaya, banyak riwayat yang menyebutkan bahwa beliau tak segan-segan memberikan dan menghadiahkan pakaiannya atau barang yang dipakainya kepada sahabat.
Bicara soal kebaikan, kejujuran, kedermawanan dan zuhud, Beliau sholallahu ‘alaihi wasallam adalah teladannya, maka tak ada yang diwariskan oleh Rosulullah sepeninggal beliau kecuali ‘ilmu yakni Al Qur-an dan Hadits yang terus diturunkan kepada sahabat dan Ulama sampai kepada kita.
Keberanian Rosulullah
Selain kebaikan sifat-sifatnya, Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam juga orang yang paling berani terlebih ketika beliau berada di dalam medan pertempuran ketika melawan para kafir Quraisy dan orang-orang kafir yang memerangi Islam, Beliau tampil paling terdepan disetiap memimpin pertempuran bukan dibelakang pasukannya.
Allah adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Allah mencintai hamba-hambanya yang murah hatinya yakni tidak kikir dan tidak mencintai dunia, senang bersedekah dan tidak sombong karena kedermawanannya kemudian membandingkan kebaikannya dengan oranglain.
Apa yang diperlihatkan oleh Nabi sesungguhnya contoh bagi umatnya agar diikuti seperti perilaku zuhud pada diri Nabi, senang menyambung silaturahim dan lain-lain, sebagaimana telah diucapkan oleh Nabi bahwa beliau adalah orang yang paling dermawan diantara anak adam.
Perkataan dari Beliau ini bukan berarti Beliau itu jumawa atau sombong tapi menunjukan bahwa dirinya adalah orang yang diutus oleh Allah dan sebagai suri tauladan yang baik, menyiratkan makna bahwa Bliau lah yang harus dicontoh oleh seluruh umatnya.
Berbagi Ilmu Bagian Dari Sifat Dermawan
Kemudian Rosulullah juga berkata, bahwa yang paling dermawan diantara mereka para manusia yakni orang yang mengetahui ilmu dan kemudian dia sebarkan ilmunya. Bukan bermaksud bahwa dunia itu tempat ilmunya yang artinya mengamalkan dan membagi ilmunya itu bukan untuk tujuan dunia.
Jadi, kedermawanan seseorang itu tidak diukur dengan harta saja, tapi mengamalkan dan membagi ilmunya kepada oranglain dengan niat semata-mata hanya karena Allah juga termasuk orang yang dermawan, yang ikhlas bukan orang yang mengharap dunia apalagi minta kepada makhluk.
Bersedekah Bagian Dari Sifat Dermawan
Kemudian, orang yang dermawan adalah orang yang mensedekahkan dirinya hanya untuk Allah artinya dia mengorbankan dirinya, waktunya, keringatnya bahkan nyawanya demi berjihad di jalan Allah dan jihad yang sesungguhnya adalah melawan/memerangi hawa nafsu.
Lalu apa korelasi dari sifat kedermawanan Rosulullah sholallahu ‘alahi wasallam dengan bab permulaan diturunkannya wahyu yang ditulis dalam shohih Bukhori?
Hubungan Sifat Dermawan Dengan Bab Permulaan Wahyu
Inbu Hajar Al Asqolani menjawab, bahwa dimasukannya hadits ini ke dalam bab permulaan wahyu karena kerapnya Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bertadarus Al Qur-an di setiap malam di bulan Ramadhan yakni bulan dimana Rosulullah menerima wahyu untuk pertamakalinya.
Yang dilakukan oleh Rosulullah adalah mensedekahkan tubuhnya hanya untuk beribadah kepada Allah dengan serius mempelajari kalam Allah yakni dengan bertadarus, terlebih ketika Jibril mendatangi Beliau, sifat kedermawanan Rosulullah semakin bertambah.
Kemudian Imam Nawawi menambahkan, bahwa sifat dermawan ini harus digalakan karena orang dermawan itu dekat dengan Allah dekat dengan surga jauh dari neraka sedangkan sifat kikir itu dekat dengan neraka, jauh dari Allah, jauh dari surganya Allah.
Sebagaimana Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada kita untuk menjauhi sifat bakhil (kikir) dan memohon kepada Allah agar dijauhkan dari sifat bakhil (kikir) karena sangat buruknya sifat ini.
Kemudian Imam Nawawi menambahkan lagi, bahwa sebaiknya kita harus bisa memanfaatkan bulan-bulan yang Allah dzhohirkan dengan limpahan pahala dan barokah dengan lebih banyak beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan hendaknya seseorang itu menunjukan sifat pemurah ketika berjumpa dengan orang yang baik.
Dan yang terakhir, hikmah yang dapat diambil dari hadits di atas adalah jangan berhenti untuk mendatangi orang-orang sholih dan ‘alim, mendatangi majelis-majelis ilmu, majelis dzikir dengan niat melaksanakan perintah dan mencontoh Rosulullah dan ingin beribadah hanya karena Allah.
Wallahu a’lam bishowab.
Sumber :
- Shohih Bukhori
Posting Komentar untuk "Shohih Bukhori Hadits Ke 6 | Kemurahan Hati Rosulullah Lebih Lembut Daripada Hembusan Angin"