Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Manfaat Iman Kepada Sifat-sifat Allah

Manfaat Iman Kepada Sifat-sifat Allah

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Ketika seseorang mengimani Allah sebagai tuhan yang sebenar-benarnya dan satu-satunya yang harus disembah, maka katakanlah bahwa Allah adalah tuhanku.

Sebagai seorang mu'min tentu akan membenarkan dalam hatinya tentang keberadaan Allah, bahwa Allah itu ada sebagai tuhan yang telah menciptakan alam jagat raya beserta isinya.


Allah Merajai Alam Semesta

Allah adalah tuhannya langit dan bumi yang menciptakan segala sesuatu dan dialah tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (Al Qur-an surat Arro'du ayat 16) yang berarti bahwa Allah lah yang menguasai segalanya dan merajai seluruh alam.


Makna Dari Allah Merajai

Makna dari merajai yaitu tak ada sesuatu pun yang menyerupai sifat-sifat ketuhanan yang ada pada Dzat Allah dan tak ada yang menandingi keberadaan-Nya yang Maha Ada yang mengadakan dan tidak ada permulaan atas keberadaan-Nya.


Allah Berbeda Dengan Makhluq

Keberadaan Allah berbeda (mukholafah) dengan makhluq, Allah bukan sesuatu dan tak ada sesuatu pun yang semisal dengan Allah karena Allah lah yang menciptakan segala sesuatu (makhluq) dan Allah adalah yang menciptakan (kholiq).

Adapun bahwa mumatsalah (sesuatu yang sama) yaitu perkara yang serupa dengan sesuatu yang nampak seperti serupanya wajah orang yang kembar identik baik dari jenis kelamin maupun wajahnya yang sama persis.

Kesamaan juga bisa diartikan dengan perumpamaan yang dikaitkan dengan sesuatu yang nampak yakni yang biasa ditemukan oleh fungsi indrawi seperti bentuk, rasa, aroma dan lain-lain, tapi keberadaan dzat Allah tidaklah berbentuk karena yang berbentuk adalah makhluq.

Dari contoh-contoh sifat yang dimiliki oleh makhluq yang disebutkan di atas, maka tidak layak jika sifat-sifat Allah disamakan dengan makluq yang punya kekurangan, keterbatasan dan kelemahan.


Haram Mentafakuri Dzat Allah

Adapun tentang Dzat Allah Ta'ala adalah hal yang dilarang untuk dibahas karena hukumnya haram dan perbuatannya dikategorikan perbuatan syirik, karena disaat kita memikirkan Dzat Allah maka yang terlintas di fikiran kita adalah gambaran makhluq.

Sesungguhnya tak ada sesuatupun yang serupa dengan Dzat Allah dan setiap yang terbersit dalam hati dalam hal sifat-sifat yang baru, maka yang disifati untuk Dzat Allah itu berbeda dengan sesuatu (makhluq).

Qotrul Goits


Telah berkata Mu’alif rohimahullahu ta’ala di dalam kitabnya yakni syekh Nawawi Al Bantani:

Ini adalah satu faedah, barangsiapa yang meninggalkan terhadap empat kalimat (pertanyaan), maka sempurna keimanannya dan empat kalimat (pertanyaan) tersebut adalah di mana?, seperti apa?, kapan? Dan ada berapa?.


Allah Dimana?

Jika ada orang berkata kepadamu dengan pertanyaan, Allah itu di mana?

Maka jawabannya adalah tak ada untuk Allah yaitu menetap pada satu tempat ليس في مكان   dan Allah itu tak melewati jaman artinya keberadaan Allah itu tidak melalui fase.


Allah Seperti Apa?

Kemudian jika ada yang bertanya kepadamu, seperti apa sih Allah itu?

Maka jawab olehmu, bahwa tak ada yang semisal dengan Allah ليس كمسله شيئ  .


Kapan Allah Ada?

Kemudian, jika ada yang bertanya kepadamu, kapan Allah itu ada?

Maka jawab olehmu, bahwa Allah itu awal dengan tanpa permulaan dan yang akhir dengan tanpa berujung tiada, artinya Allah tetap ada ketika semua makhluq dimusnahkan pada hari kiamat.


Allah Ada Berapa?

Dan, jika ada yang bertanya kepadamu, Allah itu ada berapa?

Maka jawab olehmu, bahwa Allah itu tetap dan selamanya satu/tunggal dan tidak ada yang diambil oleh Allah yaitu manfaat dari apa yang diciptakan-Nya.

Allah itu Maha Kaya karena semuanya milik-Nya, jadi Allah tidak butuh dari apa yang diciptakan-Nya atau mengambil manfaat dari apa yang diciptakan-Nya karena tak ada satupun yang diciptakan Allah memberikan pengaruh terhadap keberadaan-Nya.


Allah Tidak Butuh Sesuatu Apapun

Harus difahami bahwa Allah itu tidak butuh kepada tempat, ruang, waktu dan segala sesuatu yang meliputi makhluk dan menjadi sifatnya makhluk salah satunya yaitu diliputi oleh waktu karena sudah menjadi sifatnya makhluk butuh waktu atau fase di dalam proses keberadaannya.

Allah bukan di atas, di bawah, di samping, depan atau belakang, menempel, di luar atau di dalam, tapi Allah itu ada dan keberadaan Allah berbeda dengan makhluk.

Karena sifat Allah itu mukholafatu lilhawaditsi, maka tercabutlah pertanyaan Allah itu di mana? Atau seperti apa sih Allah? Karena pertanyaan tersebut hanya pantas ditujukan kepada makhluk.


Allah Itu Tunggal

Kemudian, Allah adalah Dzat yang memiliki sifat wahdaniyah yang artinya tunggal yang berarti keberadaan Allah itu satu-satunya baik Dzat, sifat maupun af’al-Nya, sehingga tercabutlah pertanyaan Allah itu ada berapa?

Dari apa yang telah dihadirkan oleh Mu’alif di dalam kitabnya merupakan penjelasan tentang sifat-sifat salbiyah pada dzat Allah yakni sifat yang menolak sifat-sifat yang menyamakan Allah dengan makhluk.


Manfaat Mengenal Sifat-sifat Allah

Jadi, faedah atau manfaat dari mengenal sifat-sifat Allah bagi seorang mu'min yaitu agar bisa mengenali dengan jelas terhadap perbuatan-perbuatan syirik, sehingga tidak ada kerancuan di dalam mentauhidkan Allah dan menurut syari'at orang tersebut syah imanannya.

Berbicara soal syirik, sebenarnya ada dua jenis yang mesti dikenali karena keduanya bisa berdampak kepada ditolaknya ibadah kita dan dimurkai oleh Allah, yang pertama adalah syirik yang dzhohir dan yang kedua syirik khofi yakni yang samar atau lembut.


Penutup

Syirik yang dzhohir ini bisa dengan jelas dilihat oleh pandangan mata seperti orang yang menyembah berhala atau memberikan sesaji dengan maksud agar mendapat pertolongan dari makhluk seperti bangsa Jin misalnya.

Syirik khofi yaitu beribadah kepada Allah tapi disisi lain ibadahnya itu bukan untuk Allah tapi agar dipandang oleh oranglain. Pada dasarnya tolak ukur dari perbuatan syirik di dalam beribadah itu adalah apa yang diniatkan oleh hati.

Seperti membenarkan bahwa terbakarnya kertas hingga hangus karena api juga termasuk syirik khofi, makanya di berbagai redaksi yang disampaikan oleh Ulama, anjuran untuk beristigfar itu selalu ada pada setiap selesai beribadah yang bertujuan memohon ampun dari Allah jika seandainya Allah tidak meridhoi ibadah kita dikarenakan adanya syirik yang luput dari pengetahuan kita.

Wallahu a'lam bishowab.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Manfaat Iman Kepada Sifat-sifat Allah"