Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Islam Manakah yang Paling Baik? Shohih Bukhori Hadits Ke 12

Islam Manakah yang Paling Baik? Shohih Bukhori Hadits Ke 12

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

Hadits ke 12


بسم الله الرّحمن الرّحيم

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيْدَ عَنْ اَبِي الخَيْرِ عََنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍ وَرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ رَجُلًا سَاَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّ الإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Kholid berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid dari Abu Al Khoir dari Abdullah bin 'Amru; ada seseorang yang bertanya kepada Nabi sholallahu 'alaihi wasallam; "Islam manakah yang paling baik?" Nabi sholallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal."


Hadits ke 11
Pinterest


Memberi Makan Kepada Oranglain Bagian Dari Iman

Dari hadits di atas, Nabi menyebutkan bahwa memberi makan kepada oranglain termasuk muslim yang baik yakni seseorang yang memeluk Islam sebagai agamanya kemudian berlaku baik kepada sesama dengan memberi makan.


Menghormati dan Menjamu Tamu

Memberi makan kepada oranglain oleh Ulama dimaknai dengan memuliakan tamu dengan menjamunya dengan makanan sebagaimana dicontohkan oleh Rosulullah dan Nabi sebelum Beliau yakni Nabi Ibrohim 'alaihi sholatu wasallam yang oleh Allah diberi gelar sebagai Kholilullah yang artinya orang yang dekat dengan Allah karena beliau suka menjamu tamu-tamunya dengan memberi makan.


Hak Seorang Tamu

Adapun haq dari seorang tamu yaitu dihormati dan dilayani. Sikap yang ditunjukan oleh tamu tak berarti menjadi sebab seseorang memperlakukan tamunya. Baik dan buruk sikap seorang tamu tetap mempunyai hak untuk dihormati.

Jadi, meski seandainya tamu tersebut berlaku tidak sopan tak membuat haqnya itu hilang. Sopan ataupun tidak sopannya seorang tamu harus dihormati, malah dalam hadits ini rosulullah menyuruh memberi makan kepada sesama.

Adapun yang berhaq menghukum perilaku seseorang adalah Allah bukan manusia. Seperti yang telah disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa ketika Nabi melaksanakan umroh qodho' beliau oleh kaum Quraisy diberikan batas waktu selama tiga hari menetap di Mekah karena pada masa itu Rosulullah sudah hijrah ke Madinah dan kedatangannya ke Mekah yaitu untuk melaksanakan umroh kemudian di hari ke tiga Beliau menikah dengan Maimunah.

Di hari ke tiga orang Quraisy mendatangi tenda Rosulullah dengan maksud mengusir Beliau karena sudah hari ke tiga Beliau di Mekah. Oleh para sahabat orang Quraisy tersebut dihalau karena perilakunya yang tidak sopan kepada baginda Rosul, sehingga mereka memaki orang Quraisy.

Oleh Rosulullah apa yang dilakukan oleh sahabat itu tidak dibenarkan kemudian menegur para sahabat bahwa tamu memiliki hak untuk dihormati yang menandakan bahwa Rosulullah tetap menghargai haqnya mereka sebagai tamu karena datang ke tendanya Rosulullah juga sebagai tuan rumah karena Rosulullah adalah tamu bagi kaum Quraisy.

Perlakuan istimewa bagi seorang tamu akan berakhir ketika dia sudah sampai pada hari ke tiga menetapnya dia di kediaman si tuan rumah selepas itu dia memperlakukan dirinya sendiri sebagaimana biasanya yakni tidak merepotkan si tuan rumah.

Sikap Nabi amat bijaksana ketika ditegur oleh orang Quraisy yang menyuruhnya pergi setelah batas waktu hari ke tiga berakhir. Nabi tidak menghukum ketidak sopanan orang Quraisy yang datang ke tendanya.

Padahal Nabi sudah meminta kebijakan tambahan waktu kepada orang kafir Quraisy karena waktu itu adalah masa berbahagia Nabi setelah menikahi Maimunah, namun tak diberikan oleh mereka.

Nabi memilih berkemas meninggalkan Mekah yang mengisyaratkan bahwa beliau menghormati haqnya orang kafir Quraisy dengan tidak menghukum perilaku mereka dengan amarah apalagi memaki karena hanya Allah lah yang berhaq memberi hukuman terhadap mereka.


Bersedekah Dengan Memberi Makan Kepada Oranglain

Kemudian memberi makan kepada oranglain juga diartikan dengan bersedekah. Islam adalah agama yang mengajarkan tentang pentingnya berbagi dengan sesama karena sesungguhnya dengan bersedekah kita telah memenuhi apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rosul-Nya.


Memberi Makan Kepada Orang Lain Bagian Dari Zuhud Dunia

Dalam bahasan tashowuf, bersedakah merupakan bagian dari ibadah yang bisa diaplikasikan dengan memberi makan kepada sesama yang merupakan salah-satu bentuk pengabdian kita kepada Allah selain daripada mengagungkan dzat-Nya yakni memelihara makhluq.

Kemudian dalam kajian tashowuf juga menyinggung soal bersedekah merupakan bentuk dari zuhud yang dilakukan oleh seseorang terhadap dunia baik dengan berupa harta maupun berupa makanan, terlebih bagi mereka orang-orang kaya karena sesungguhnya maqom zuhud ada pada mereka yang memiliki harta lebih yang ditashorufkan di jalan Allah.


Rosulullah Memberi Makan Kepada Sesama

Memberi makan kepada sesama adalah bagian dari ajaran Islam dan Islam memperhatikan betul hubungan dengan sesama bukan sekedar bentuk toleransi atau tenggang rasa tetapi bagian dari ibadah.

Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagaimana telah diceritakan oleh ulama tentang Rosulullah yang rajin menyuapi makan kepada seorang Yahudi buta yang padahal dia adalah orang yang mebenci Rosulullah setiap kali Beliau pergi melaksanakan sholat, setelah Nabi wafat digantikan oleh sahabat yang menyuapi orang tersebut.

kemudian orang Yahudi yang buta tersebut merasa ada perbedaan dengan cara menyuapi orang ini dengan orang yang biasa menyuapinya karena biasanya orang yang menyuapi dia sangat lembut tidak kasar seperti orang ini.

Kemudian ia berkata kepada sahabat "Kemana orang yang biasa menyuapiku karena aku tahu kau bukanlah dia." Kemudian sahabat menjawab bahwa Nabi sholallahu 'alaihi wasallam sudah meninggal dunia.

Orang Yahudi tadi kaget bukan main karena ternyata orang yang menyuapinya selama ini adalah Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam yang ia benci bahkan ketika Rosulullah menyuapinya, orang Yahudi ini selalu menceritakan keburukan Nabi padahal melihat Nabi pun ia belum pernah.

Setelah orang Yahudi tersebut mengetahui bahwa orang yang selama ini menyuapi dia adalah Rosulullah kemudian ia menangis sejadi-jadinya dan bersyahadat di hadapan sahabat dengan mengakui Allah sebagai satu-satunya tuhan yang haq disembah dan Muhamad adalah utusan-Nya.

Rosulullah bahkan tahu persis posisi tempat sholatnya tiap-tiap sahabat, sehingga ketika salah seorang sahabat tidak ikut sholat berjama'ah maka Rosulullah menanyakan orang tersebut kepada sahabat yang lain, lalu oleh sahabat yang lain dijawab bahwa orang tersebut sedang sakit.

Dakwah Rosulullah tak selalu dengan lisan tapi juga dengan perbuatan dengan menjenguk sahabat yang sakit yang tadi tidak ikut sholat berjamaah dan beliau selalu begitu setiap ada sahabat yang tidak ikut berjama'ah karena sakit maka beliau datang menjenguk.

Kemudian perilaku Rosulullah tersebut oleh sahabat yang lain disampaikan secara mutawatir dari mulut ke mulut sehingga dicontoh oleh sahabat yang lain dan terus berlanjut kepada umat setelah Beliau wafat.

Begitu juga yang dilakukan oleh Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar, Sayidina Utsman dan Sayidina Ali karomallahu wajhah wa rodhiyallahu 'anhum, mereka semua mencontoh apa yang diajarkan oleh Rosulullah yaitu bersedekah memberi makan kepada sesama.

Kemudian diikuti oleh para salafu sholih, Ulama tabi'in, para tabi'ut tabi'in dan Ulama muta akhirin termasuk kita yang sudah seharusnya mencontoh Nabi seperti apa yang telah dilakukan oleh Ulama.


Mengucapkan Salam Kepada Oranglain Bagian Dari Iman

Kemudian orang Islam yang baik yang kedua yang disebutkan oleh Nabi yaitu muslim yang mengucapkan salam kepada oranglain baik yang ia kenal maupun yang tidak ia kenal.

Mengucap salam kepada orang yang tidak kita kenal yaitu untuk membuka suatu hubungan antara kita dengan orang yang belum kita kenal. Selain karena adab di dalam Islam mengucap salam kepada sesama adalah perintah.


Makna dan Tujuan Mengucap Salam

Makna yang terkandung di dalam ucapan salam adalah mendo'akan sesama, dalam hal ini dikhususkan kepada sesama muslim karena salah satu haq seorang muslim kepada muslim lainnya adalah mendo'akan.

Tujuan dari mengucap salam yaitu rahmatnya Allah agar senantiasa tercurahkan kepada kita semua selaku hamba-Nya. Adapun hukum menjawab salam itu wajib, namun bukan fardhu 'ain yang artinya tidak wajib dijawab oleh tiap-tiap orang dalam satu jema'ah, meskipun begitu menjawab salam itu lebih utama.

Pada hadits yang lain seperti dalam shohih Muslim yang menyebutkan bahwa hukum menjawab salam itu wajib hukumnya juga disebutkan dalam Al Qur-an surat An Nisa ayat 86 yang memerintahkan membalas sebuah penghormatan yang oleh Ulama dimaknai dengan ucapan salam dan menjawab salam.

Penutup

Jadi korelasi antara memberi makan dan mengucap salam kepada oranglain dengan iman yaitu dengan ittiba' yakni mengikuti apa yang dilakukan oleh Rosulullah dan melaksanakan perintah Allah yang berarti bahwa seorang muslim baru bisa dikatakan baik dalam beragama ketika ia berbuat baik dengan sesama.

Dengan demikian yang termasuk bagian dari iman diantaranya yaitu memberi makan dan mengucap salam kepada oranglain yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal yang semuanya itu merupakan bagian dari menjalin hubungan baik dengan sesama agar terbukanya pintu rahmat dari Allah S.W.T. Kepada kita semua.

Wallahu a'lam bishowab.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Islam Manakah yang Paling Baik? Shohih Bukhori Hadits Ke 12"