Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Shohih Bukhori Hadits ke 18 Bagian Dari Din Adalah Menghindari Fitnah

Shohih Bukhori Hadits ke 18 Bagian Dari Din Adalah Menghindari Fitnah

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'Sha'ah dari bapaknya dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir saja terjadi (suatu zaman) harta seorang muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah". (Shohih Bukhori hadits ke 18)

Hadits ke 18


Abu Sa'id Al Khudri

Hadits yang disebutkan di atas diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al Khudri yang memiliki nama lengkap Sa'ad bin Malik bin Sinan bin Ubaid Al Khudri Al Anshori. Beliau termasuk Sahabat Anshor yang tergolong muda ketika Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam berhijrah ke Madinah.

Ketika perang Uhud Sa'ad bin Malik pernah mengajukan diri untuk membantu perjuangan Rosulullah dengan ikut berperang melawan kafir Quraisy, namun oleh Nabi beliau ditolak karena usianya belum mencapai baligh.

Tak hanya Sa'ad bin Malik yang ditolak oleh Rosulullah untuk ikut berperang, juga ada Anas bin Malik yang ditolak oleh Rosulullah untuk berperang karena belum menginjak usia baligh. Ketika usia mereka sudah genap lima belas tahun, barulah Rosulullah mengizinkan mereka ikut berperang.

Larangan Rosulullah kepada Sa'ad bin Malik dan Anas bin Malik untuk ikut berperang dijadikan hujah di dalam mengambil hukum oleh Ulama Ahli fiqih bahwa usia lima belas tahun adalah masa baligh bagi laki-laki selain daripada keluarnya mani sehingga tidak diwajibkan bagi mereka melaksanakan seruan agama untuk berjihad di jalan Allah.

Ketika Rosulullah pulang dari perang Uhud, beliau Sa'ad bin Malik menyambut Rosulullah kemudian Rosulullah memanggil beliau dan mengabarkan bahwa ayahnya Sinan bin Ubaid meninggal sebagai syuhada.


Meneladani Sikap Abu Sa'id Al Khudri

Sa'id Al Kudri atau Sa'ad bin Malik tergolong miskin di kalangan sahabat Anshor terlebih setelah Ayahnya wafat dalam perang Uhud, bahkan ketika beliau sudah menikah pun sering menahan lapar dengan mengganjal perutnya menggunakan batu.

Diantara para Sahabat Anshor Sa'ad bin Malik merupakan teladan bagi kaum muslimin dalam mensikapi kemiskinan yang diberikan oleh Allah, karena sesungguhnya kesusahan itu datang dari prasangka seseorang yang merasa kurang atas pemberian Allah, sebaliknya jika seseorang merasa cukup atas pemberian Allah maka akan Allah cukupkan pemberian-Nya kepada orang tersebut.


Rizki yang Baik Adalah Rizki yang Cukup

Pernah suatu ketika beliau Sa'ad bin Malik berniat mau menemui Nabi karena permintaan isterinya karena Rosulullah dikenal orang yang paling dermawan dikalangan para sahabat, beliau dan isterinya belum makan seharian.

Sebelum menemui Nabi, beliau duduk di mesjid mendengarkan khutbah Nabi sholallahu 'alaihi wasallam yang menyampaikan bahwa Allah akan mencukupkan rizki seorang hamba yang merasa cukup dengan pemberian Allah.

Allah akan menjaga kehormatan hambanya yang menyembunyikan kesusahan dengan tidak meminta-minta, tidak menunjukan kesedihannya dan menjaga airmatanya dari perbuatan mengeluh.

Mendengar isi khutbah dari Rosulullah, Sa'ad bin Malik merasa malu dan mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan kepada Rosulullah, padahal isi khutbah Rosulullah tersebut bukan ditujukan kepada Sa'ad bin Malik.

Rizki yang baik adalah rizki yang cukup bukan yang lebih, karena orang yang bersyukur terhadap pemberian Allah adalah orang yang merasa cukup dengan rizki yang Allah berikan.

Kemudian Sa'ad bin Malik juga termasuk sahabat Anshor yang banyak hafalan haditsnya salah-satunya yaitu hadits yang tercatat dalam kitab shohih bukhori hadits ke 18 yang sedang kita bahas.

Di dalam hadits yang di sebutkan di atas menjelaskan tentang seorang muslim yang menyelamatkan agamanya dari fitnah akhir zaman, dimana fitnah tersamarkan dengan berkedok kebaikan, dimana orang menjual agamanya demi dunia yang fana dan melupakan akhirat dan terkecoh oleh amal baik dengan menganggap sesat amaliyah orang lain.


Fitnah Akhir Zaman

Bila kita amati, di zaman ini kita masuk ke dalam lingkaran fitnah akhir zaman dengan sadar ataupun tidak sadar kita berada di dalam perangkapnya, yang tengah mengadu domba kita dengan saudara kita yang seiman.

Nabi sholallahu 'alaihi wasalam mengambil perumpamaan terhadap seorang muslim sebagai penggembala kambing dan kambing gembalaannya tersebut adalah satu-satunya harta yang paling berharga karena dia tidak sibuk mengurusi urusan oranglain, dia memilih menghindar dengan membawa agamanya menyibukan diri dengan memperbaiki ibadahnya dan menghindari fitnah.

Memandang amal oranglain yang kita anggap salah bukan berarti kita dianggap benar dalam pandangan agama, seperti kufurnya seorang muslim karena kondisi ekomomi sehingga ia menjual imannya demi sesuap nasi.

Jangan menyalahkan kufurnya mereka karena kondisi ekonomi, jika kita sendiri tidak pernah mengambil peran untuk berbagi dengan sesama, tak pernah peduli dengan menolong mereka demi kebaikan dan taqwa.

Jangan-jangan kita memang tidak peduli dengan isi perut saudara kita yang hidup serba kekurangan dan kelaparan yang bertambah lapar ketika memcium wangi aroma makanan yang kita masak yang sampai di hidung saudara kita yang kelaparan.

Jangan-jangan kepedulian kita hanya sebatas ibu jari yang membagikan kesusahan orang lain ke publik di media sosial hanya demi mendapat tanggapan dari para netizen.

Kita mungkin pernah atau bahkan sering menghadiri acara halal bihalal saudara kita yang beruntung mendapat panggilan dari Allah untuk melaksanakan ibadah haji atau umroh, tapi kita melupakan makna dari acara halal bihalal tersebut. Sudah baikkah hubungan kita dengan tetangga?

Kita sering membicarakan saudara kita yang kita anggap menyimpang dari Al Qur-an dan Sunnah atau merasa benar dengan amal kita yang dianggap bid'ah dan sesat oleh saudara kita yang pemahamannya bersebrangan dengan kita, tapi apakah kita sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah dan Rosul-Nya?

Seperti yang disabdakan oleh Nabi, bahwa Islam yang paling baik adalah Islam yang muslimnya menjaga lisan dan tangannya. Pertanyaannya, sudah baikkah kita dalam beragama, sudah bisakah kita menjaga lisan dan tangan kita?


Fitnah Dajal

Selain fitnah dunia, fitnah akhir zaman yang paling dahsyat adalah fitnah Dajal yang mengecoh keimanan seorang mu'min dengan tipu dayanya membolak balikan yang haq terlihat batil dan sebaliknya.

Banyak orang berspekulasi tentang kekacauan yang terjadi di zaman ini adalah bagian dari fitnah Dajal dengan mengartikan Dajal adalah sifat, Dajal adalah istilah seakan-akan mengiyakan bahwa Dajal adalah mitos.

Ini yang harus kita luruskan karena orang-orang akhir zaman mengetahui Dajal dari Ulama dan Ulama tahu dari sahabat dan sahabat tahu daru Nabi sholallahu 'alaihi wasallam, lalu jika Dajal itu mitos berarti kita menyangkal tentang keberadaan Dajal dan kedatangannya di akhir zaman yang Nabi ceritakan kepada sahabat, kepada Ulama hingga sampai kepada kita yang merupakan rahasia Allah meski telah disebutkan tanda-tanda kedatangannya.

Membahas tentang penyebab kekacauan yang terjadi di zaman ini merupakan isu yang sensitif bila kita arahkan kepada dugaan adanya konspirasi yang dilakukan oleh satu golongan. Jika memang benar, apakah mebuat kita semakin dekat dengan Allah ataukah sebaliknya?

Banyak hal yang luput dari pengetahuan kita tentang apa yang sudah Rosulullah sampaikan kepada umatnya agar selamat di dunia dan akhirat, penyebabnya karena kita malas bahkan enggan duduk bersama 'alim ulama dalam satu majelis sehingga informasi yang sampai kepada kita kebanyakan informasi hoax yang kita terima dari layar HP.

Dengan mudah kita termakan isu-isu yang sumbernya tidak jelas. Bukan maksud kami melarang memanfaatkan teknologi karena bagaimanapun teknologi merupakan bagian dari setitik pengetahuan manusia terhadap ilmu Allah yang teramat luas melebihi luasnya lautan yang ditemukan manusia melalui daya fikirnya.

Sebagaimana telah disampaikan oleh guru kami bahwa teknologi merupakan hasil tafakur (berfikir, menelaah) manusia terhadap af'alnya Allah, hanya saja tak menimbulkan rasa takjub dan rasa syukur di hati mereka kepada Allah.

Seperti halnya pisau jika kita salah menggunakannya, maka bisa mencelakai diri sendiri dan oranglain, begitu pun dengan teknologi ada sisi positif dan negatif.


Do'a Agar Terhindar Dari Fitnah Dajal

Menyikapi dahsyatnya fitnah Al Masih Dajal ini, maka Ulama mengajarkan kita untuk berdo'a kepada Allah agar terhindar dari fitnah Dajal sebagaimana Nabi mengajarkan para sahabat yang diselipkan pada bacaan tahiyat akhir ketika sholat yang disunahkan berdo'a menurut fiqih tanpa mengangkat tangan sebelum mengucap salam.


Berikut ini bacaan do'anya:
اَللّهمّ إِنِي اَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار (جَهَنَّم) وَمِن فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّال
Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari fitnah neraka (jahanam), dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al Masih Dajjal . 

Penutup

Dengan demikian menjauhi fitnah yang membahayakan diri kita dan agama itu lebih baik daripada mencari-cari pembenaran untuk menolong diri sendiri dengan menjatuhkan pendapat orang lain yang justru menggiring kita pada perpecahan karena yang Maha Haq hanya Allah, maka hanya kepada-Nya lah kita meminta petunjuk dan pertolongan dengan mengakui lemah dan hinanya kita dihadapan Allah agar hilangnya kesombongan dan terhindar dari fitnah.

Wallahu a'lam bishowab.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Shohih Bukhori Hadits ke 18 Bagian Dari Din Adalah Menghindari Fitnah"