Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Murka Allah di Padang Mahsyar Setelah Kiamat dan Syafa'atul Udzma

Murka Allah di Padang Mahsyar Setelah Kiamat dan Syafa'atul Udzma

Daftar Isi Artikel: Tampilkan
Padang Mahsyar
Pinterest

 بسم الله الرّحمن الرّحيم

Syafa'atul Udzma

Wajib diketahui oleh setiap mukalaf bahwa Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam kelak di padang mahsyar memberikan syafaat kepada seluruh umat manusia.

Sesungguhnya Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam akan memberi syafaat kepada semua anak adam dan bangsa jin di padang Mahsyar atau juga disebut Maukif karena di sana semua orang berdiri tak ada yang bisa duduk karena saking sesaknya tubuh manusia yang berdesak-desakan.


Apa itu syafa'atul udzma?

Syafaatul udzma adalah pertolongan dari Rosulullah atas izin Allah kepada seluruh umat manusia yang terlunta-lunta di Maukif agar disegerakan diputuskannya hukuman yakni hisab terhadap umat manusia maupun bangsa jin.

Safaatul udzma bukanlah meringankan siksaan atau membebaskan siksaan yang diberikan oleh Rosulullah terhadap orang-orang beriman. Seperti misalnya orang yang berat timbangan dosanya kemudian tertolong karena sering bersholawat dan cinta kepada Rosulullah.


Pengertian Dari Syafa'at

Adanya syafa'at bukan berarti Nabi sholallahu 'alaihi wasallam yang memiliki aturan hukum atau menghukumi sekehendak Beliau, akan tetapi Rosulullah hanya menolong urusan umat manusia agar disegerakannya kejelasan hukuman terhadap mereka dan juga menolong umatnya sesuai amal sewaktu mereka di dunia.

Adapun dasar yang menjadi vonis adalah undang-undang Allah yang sudah di tetapkan di wa'ad, wa'id kitabullah dan berdasarkan catatan amal perbuatan manusia yang tercatat di dalam buku amal masing-masing.

Jadi, syafa'atul udzma diperuntukan bagi manusia di Maukif agar segera diputuskannya hukuman (fashlul qodho') dan hanya Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam yang memiliki haq memberikan syafa'atul udzma.


Golongan manusia yang Tak Membutuhkan Syafa'atul Udzma

Orang-orang yang tidak merasakan panasnya maukif dan syafa'atul udzma yaitu para wali Allah, ulama dan para sholihin sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur-an surat Al Anbiya ayat 103:

لَا يَحۡزُنُهُمُ الۡـفَزَعُ الۡاَكۡبَرُ وَتَتَلَقّٰٮهُمُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ ؕ هٰذَا يَوۡمُكُمُ الَّذِىۡ كُنۡـتُمۡ تُوۡعَدُوۡنَ

Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu."

Kejutan yang dahsyat oleh ulama ahli tafsir dimaknai hari setelah kiamat dimana manusia dibangkitkan dari alam barzah setelah Allah meluluhlantakan alam beserta isinya ketika kiamat.

Kemudian mereka orang-orang yang beriman tidak merasa sedih dengan keadaan musnahnya alam semesta karena alam semesta memang fana dan akhirat adalah alam keabadian yang diabadikan oleh Allah.

Mereka orang-orang yang beriman diantaranya adalah para Auliya, ulama dan orang-orang solih tidak mendengar apa-apa yang sedang terjadi di Maukif. Mereka disambut oleh para malaikat masuk kedalam surganya Allah.

Para malaikat berkata; "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu." Allah melimpahkan pahala dan kesenangan abadi di dalam surga, sebagai balasan untuk mereka yang beriman dan bertaqwa.


Yang Melatar Belakangi Dibutuhkannya Syafa'atul Udzma

Setelah hari kiamat dan dibangkitkannya manusia dari alam barzah, kemudian orang-orang digiring ke mahsyar di tanah yang putih, panas dan terik karena jarak matahari dengan manusia teramat dekat.

Semua anak adam dari zaman nabi Adam sampai umat Rosulullah di akhir zaman berkumpul di lapang yang sangat luas gersang dan sangat terik, api neraka hampir menjilati mereka sambil sesumbar berkata, "Demi keagungan tuhan kami, kosongkan antara aku dan isteriku!"

Kemudian orang-orang berkata: "Memangnya siapa istrimu?"

"Istriku adalah orang-orang yang takabur dan sombong yang berlomba-lomba untuk meraih jabatan yang lebih tinggi." Kemudian semua orang berlari karena ketakutan.

Kejadian yang dialami seluruh umat manusia di Maukif berlangsung selama 1000 tahun dunia. Allah diam tak ada kalam yang disampaikan karena murka terhadap mereka yang telah berpaling dari Allah selama hidupnya.

Kejadian di maukif semakin memuncak sehingga orang-orang sesumbar, "Jika seperti ini caranya wahai tuhanku, biarlah kami masuk neraka daripada kami engkau diamkan dan engkau acuhkan."

Saking lama dan bersesak-sesaknya orang di maukif dengan keadaan yang panas dan terik, mereka berfikir bahwa neraka itu lebih baik.

Ketakutan, kegelisahan dan kebingungan tak hanya dirasakan oleh umat manusia dan jin tapi juga dirasakan oleh para Nabi karena saat itu Allah benar-benar murka.


Proses Perjalanan Diperolehnya Syafa'atul Udzma

Kemudian di dalam peristiwa yang dialami oleh seluruh umat manusia di Maukif, terdengar suara anak adam menyerukan ajakan; "Wahai saudara-saudaraku! mari kita temui bapak kita nabi Adam!"

Semua orang berduyun-duyun mendatangi nabiyullah Adam 'alaihis salam kemudian berkata; "Wahai bapak, putera-puterimu telah datang dan sudah tak sanggup menjalani semua ini. Engkau adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah langsung dan para malaikat bersujud kepada engkau, ruhmu ditiup langsung oleh Allah."

"Wahai bapak segeralah tolong kami dengan syafa'atmu, mintalah kepada Allah agar segera memutuskan hukuman terhadap kami, kemanapun kami ditempatkan kami ridho karena kami sudah tidak sanggup ditelantarkan seperti ini."

Maka menangislah Nabiyullah Adam alaihis salam sambil berucap; "Duhai anak-anakku, bukan aku tega dan tidak prihatin dengan keadaan kalian, tapi apalah dayaku..."

"Seperti yang kalian tahu, bahwa dulu aku pun melakukan perbuatan dosa di dalam surga dengan memakan buah khuldi itulah sebab kenapa aku dan Hawa yang merupakan ibu kalian diusir dari surga. Coba kalian temui anakku Nuh yang menjadi Rosul, barangkali ia bisa menolong kalian dengan diberikannnya syafa'at kepada kalian."

Selanjutnya semua orang berduyun-duyun mendatangi nabi Nuh 'alaihi wasallam kemudian mereka berkata, "Wahai nabi Nuh, segeralah minta kepada Allah agar mensegerakan keputusan hukuman terhadap kami karena sesungguhnya kami sudah tidak sanggup ditelantarkan seperti ini."

Berkata nabi Nuh kepada mereka. "Sesungguhnya aku pun sedang dilanda kebingungan. Dulu aku pernah berdo'a kepada Allah agar menenggelamkan isi bumi beserta orang-orang yang tak beriman, sekarang aku hanya bisa menolong diriku sendiri dari murkanya Allah."

"Coba kalian temui nabi Ibrohim, karena dia adalah seorang Nabi yang bergelar Kholilullah barangkali ia bisa menolong kalian dengan diberikannya syafa'at."

Selanjutnya semua orang berduyun-duyun menemui nabi Ibrohim 'alahis salam dan berkata, "Wahai nabi Ibrohim segeralah engkau tolong kami agar Allah segera memutuskan hukuman terhadap kami."

Nabi Ibrohom menjawab, "Jangankan menolong kalian, sesungguhnya aku pun sedang dalam kebingungan takut dengan murkanya Allah, karena dulu aku pernah tigakali berbohong."

"Yang pertama aku berbohong ketika diperintah oleh Namrud untuk menghadiri perkumpulan dengan menjawab sedang sakit padahal sebenarnya aku sedang sehat."

"Yang kedua aku berbohong ketika menghancurkan berhala yang paling besar yang disembah raja Namrud, tapi aku tidak mengaku."

"Yang ketiga aku berbohong ketika dihalau oleh raja Mesir kemudian ia bertanya; istri siapa yang kau bawa? Lalu aku jawab saudariku, bukan isteriku."

"Coba kalian temui nabi Musa karena ia adalah satu-satunya nabi yang menerima kalam Allah secara langsung tanpa perantara Jibril, barangkali ia bisa menolong kalian dengan diberikannya syafa'at."

Selanjutnya semua orang berduyun-duyun menemui nabi Musa 'alaihis salam dan berkata, "Wahai nabi Musa segeralah engkau tolong kami agar segera diputuskan hukuman terhadap kami."

Nabi Musa 'alaihis salam menjawab, "Sesungguhnya akupun sedang dalam kebingungan karena dulu aku pernah membunuh seseorang tanpa dosa. Sekarang aku hanya bisa menyelamatkan diriku sendiri dari murkanya Allah."

"Coba kalian temui nabi Isa karena ia adalah Ruhullah. Barangkali ia bisa menolong kalian dengan diberikannya syafa'at."

Selanjutnya semua orang berduyun-duyun menemui nabi Isa dan berkata, "Wahai nabi Isa segeralah tolong kami agar Allah segera memutuskan hukuman terhadap kami, karena kami tak sanggup ditelantarkan seperti ini."

Nabi Isa menjawab, "Sesungguhnya aku pun sedang dalam kebingungan karena dulu aku dan ibuku dianggap tuhan oleh kaumku. Jangankan menolong kalian, untuk menolong diriku dari murkanya Allah pun aku tak sanggup."

"Coba kalian jawab pertanyaanku, jika seandainya ada barang yang disimpan di dalam kantung kemudian ujung dari kantung tersebut diikat. Apakah barang di dalam kantung tersebut bisa ambil tanpa dibuka ikatannya oleh pemiliknya?"

Mereka menjawab, "Tentu tidak akan bisa."

Nabi Isa melanjutkan perkataannya, "Begitu pula yang sedang terjadi saat ini aku akan memberitahu kalian, bahwa pengikat para Nabi adalah Nabi Muhamad. Beliau saat ini adalah satu-satunya nabi dan Rosul yang terbebas dari dosa. Coba kalian temui Beliau agar Beliau bisa menolong kalian dengan syafa'atnya."

Selanjutnya semua orang berduyun-duyun menemui Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Ya Rosulullah tolonglah kami agar Allah segera memutuskan hukuman terhadap kami sungguh kami tidak sanggup diabaikan oleh Allah seperti ini."

Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sesungguhnya memang akulah bagiannya." Rosulullah langsung sujud dibawah Arsy meminta syafa'at kepada Allah.

Allah berfirman: "Wahai Muhamad bangkitlah dari sujudmu. Apapun yang kau minta akan Aku kabulkan, segeralah tolong umatmu, beri syafa'at terhadap mereka, bagi-bagikan hukuman."

Kemudian semua orang berduyun-duyun menuju hisab kemudian Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam meminta agar disegerakan membuka sidang penghisaban bagi seluruh umat manusia. Permintaan Rosulullah inilah yang dinamakan syafa'atul udzma.

Semua umat manusia dan bangsa jin, baik yang muslim maupun yang kafir, baik umat nabi Muhamad maupun selain umatnya Beliau, semua menerima Beliau sebagai hakim.


Penutup

Hikmah yang bisa diambil dari rangkaian proses diberikannya syafaatul udzma diantaranya yaitu kita sebagai makhluq Allah berarti sangat membutuhkan Allah.

Murka Allah yang paling mencekam adalah ketika manusia diacuhkan oleh Allah tanpa petunjuk dan tanpa pertolongan, tapi Maha Pemurahnya Allah tak hilang karena Murka-Nya. Terbukti dengan diberikannya izin kepada Rosulullah untuk memberikan syafa'at.

Kemudian Rosulullah adalah satu-satunya Nabi yang membuka ikatan pada manusia dan para Nabi dari kebingungan dan rasa takut terhadap murkanya Allah dengan diberikannya syafa'at.

Adapun syafa'at selain syafa'atul udzma bisa datang dari sahabat kita, dari orangtua kita, dari guru-guru kita dan dari orang-orang terdekat kita sewaktu kita hidup di dunia. Menunjukan bahwa Allah Maha Pemurah dan mencintai hambanya yang bermurah hati saling berbagi kasih dengan sesama.

Terakhir, tanpa kita minta di setiap berdo'a setelah sholat pun syafa'atul udzma sudah pasti diberikan, namun seyogianya kita sebagai umat Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam harus memperbanyak sholawat dan mengamalkan sunah sebagai rasa syukur dan penghormatan kepada baginda Rosul yang kelak menolong seluruh umat manusia di akhirat.

Wallahu a'lam bishowab.


Sumber: kitab Tijan Ad Darori dan 50 Aqo'id bahasa Sunda aksara Arab pegon.


Open Comments

Posting Komentar untuk "Murka Allah di Padang Mahsyar Setelah Kiamat dan Syafa'atul Udzma"