Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
25 Nama Para Nabi dan Rosul yang Wajib Diketahui

25 Nama Para Nabi dan Rosul yang Wajib Diketahui

Daftar Isi Artikel: Tampilkan
Tijan Ad Darori
Pinterest


 بسم الله الرّحمن الرّحيم

Mengetahui Nama-nama Nabi dan Rosul

Telah berkata Syekh Ibrohim di dalam kitabnya Tijan Ad Darori: "Dan diantara perkara yang wajib selanjutnya yaitu mengetahui nama para Rosul yang disebutkan di dalam Al Qur-an secara terperinci."

Jadi, wajib bagi setiap mukalaf untuk mengetahui nama-nama Nabi dan Rosul yang telah disebutkan di dalam Al Qur-an yang termasuk ke dalam pembahasan aqo'id nabawiyah dan sebagai bagian dari syarat syahnya iman dari rukun iman yang ke empat yakni iman kepada para Rosul.

Karena hujahnya seseorang bisa dikatakan percaya kepada orang lain jika orang tersebut mengenal orang yang ia percayai. Begitupun iman sesorang kepada para Rosul harus disertai dengan pengetahuannya terhadap nama-nama Nabi dan Rosul yang diwajibkan.

Adapun para Rosul yang tidak diketahui namanya karena tidak disebutkan di dalam Al Qur-an, maka wajib mengetahuinya secara ijmali (global) saja yang menurut kaul pertama jumlahnya ada 313, menurut kaul kedua jumlahnya ada 314 dan menurut kaul ke tiga jumlahnya ada 315.

Kemudian diwajibkan juga mengimani bahwa para rosul yang berjumlah 25 itu benar keberadaannya bukan karangan, bukan rekayasa dan bukan dongeng karena telah disebutkan di dalam Al Qur-an.

Makna Wajib Iman kepada Para Nabi dan Rosul

Wajib iman di sini bukanlah wajib bersyahadat menyebutkan para Rosul selain nabi Muhamad sholallahu 'alaihi wasallam, tapi wajib membenarkan keberadaan mereka sebagai para utusan Allah.

Selain wajib mengimani para Rosul juga ada hal yang diharamkan bagi seseorang di dalam mengimana para Rosul yaitu:

  1. Mengakui dengan beri'tikad bahwa Rosul selain Muhamad seperti misalnya Isa adalah Rosulku dan Musa adalah nabiku.
  2. Menerima ajaran yang sudah tergantikan oleh Al Qur-an seperti menerima dan mengamalkan syari'at nabi Isa dengan berpedoman pada kitab injil.

25 Nama Para Nabi dan Rosul

Nama-nama para Utusan Allah yang disebutkan di dalam Al Qur-an yang berkumpul dalam satu ayat yaitu ada 18 nama-nama Rosul yang disebutkan, diantaranya yaitu:
  1. Nabi Ibrohim 'alaihis salam.
  2. Nabi Ishaq 'alaihis salam.
  3. Nabi Ya'kub 'alaihis salam.
  4. Nabi Nuh 'alaihis salam.
  5. Nabi Daud 'alaihis salam.
  6. Nabi Sulaiman 'alaihis salam.
  7. Nabi Ayub 'alaihis salam.
  8. Nabi Yusuf 'alaihis salam.
  9. Nabi Musa 'alaihis salam.
  10. Nabi Harun 'alaihis salam.
  11. Nabi Zakariya 'alaihis salam.
  12. Nabi Yahya 'alaihis salam.
  13. Nabi Isa 'alaihis salam.
  14. Nabi Ilyas 'alaihis salam.
  15. Nabi Isma'il 'alaihis salam.
  16. Nabi Ilyasa' 'alaihis salam.
  17. Nabi Yunus 'alaihis salam.
  18. Nabi Luth 'alaihis salam.

Sedangkan 7 nama yang lainnya disebutkan satu persatu di dalam satu ayat Al Qur-an diantaranya yaitu:
  1. Nabi Idris 'alaihis salam.
  2. Nabi Hud 'alaihis salam.
  3. Nabi Syu'aib 'alaihis salam.
  4. Nabi Sholih 'alaihis salam.
  5. Nabi Zulkifli 'alaihis salam.
  6. Nabi Adam 'alaihis salam.
  7. Nabi Muhamad sholallahu 'alaihi wasallam

Jadi jumlah keseluruhan para Nabi dan Rosul yang wajib diketahui oleh mukalaf yaitu ada 25 Nabi dan Rosul.

Berbeda-bedanya Kedudukan Para Nabi dan Rosul Ditengah-tengah Umatnya

Dari ke 25 Nabi dan Rosul yang telah disebutkan di atas, ada perbedaan kedudukan dan peran bagi tiap-tiap Nabi dan Rosul di tengah-tengah umatnya yang kehidupannya menjadi teladan bagi umatnya bahkan juga teladan bagi umat Rosulullah. Diantaranya yaitu:


Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. 

Mereka Allah tempatkan pada maqomnya raja-raja yang memiliki kekuasaan dan kemewahan tapi tak menjadi penghalang bagi mereka untuk sampai kepada Allah dan mereka adalah teladan bagi orang-orang zuhud.

Karena sesungguhnya zuhud dunia itu ada pada mereka yang memiliki harta lebih kemudian mentashorufkan hartanya di jalan Allah.


Nabi Ayub. 

Beliau adalah teladan bagi orang-orang yang sabar dalam menerima bala'i dengan tidak mengeluh uring-uringan karena sakit yang dideritanya. 

Karena sesungguhnya bagi orang-orang faqir dan mendapat bala'i yang tak kunjung sembuh tapi sabar, kelak di akhirat mereka masuk surga tanpa dihisab.

Nabi Yusuf. 

Beliau adalah teladan bagi orang-orang yang sabar menerima berbagai macam cobaan dan tersingkir dari tahta keduniawian.

Nabi Musa dan Nabi Harun. 

Mereka adalah teladan bagi para cendikiawan yang ilmunya dimanfaatkan untuk mengajak umat menuju Allah. Karena keduanya sangat pandai berhujah ketika menyanggah dan mampu menepis semua pendapat dan tuduhan raja Fir'aun dan pengikutnya yang merendahkan Allah.

Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa dan Nabi Ilyas. 

Mereka adalah teladan bagi orang-orang yang benar-benar mengosongkan dirinya dari kesibukan dunia.

Nabi Isma'il, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus dan Nabi Luth. 

Mereka adalah para nabi yang tidak memiliki banyak penganut, tapi tak merendahkan martabat mereka sebagai nabi karena mereka hanya menyampaikan apa yang Allah perintahkan.

Sebab yang namanya hidayah adalah kuasa Allah, bukan kuasa seorang Nabi, Rosul, Ulama dalam misi dakwah seperti kyai, ustad, haba'ib dan sebagainya.

Berbeda-bedanya kedudukan dan peran para Nabi dan Rosul di tengah-tengah kaumnya bukanlah berbeda-bedanya keutamaan pada mereka seperti khowariqul lil adat pada diri mereka saat dilahirkan sampai diangkat Nabi dan Rosul juga bukan tentang mukjizat.

Untuk penjelasan rinci para Nabi dan Rosul dari mereka lahir sampai diangkat Nabi dan Rosul dan perjalanan dakwah mereka, bisa dilihat di dalam kitab Bustanul 'Arifin.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa ada lebih dari tiga ratus Nabi yang tidak disebutkan di dalam Al Qur-an dan nama dari Nabi-nabi yang berjumlah lebih dari tiga ratus itu tidak wajib diketahui, cuma wajib diketahui jumlahnya saja.

Sebaik-baik Masa Diantara Para Nabi dan Rosul

Diantara para Nabi dan Rosul, kurun waktu nabi Muhamad adalah sebaik-baik kurun dan yang paling utama.

Kemudian setelah Nabi sholallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia yakni masa sahabat, adalah termasuk sebaik-baiknya kurun karena orang-orangnya adalah para murid Rosulullah.

Kemudian kurun ketiga yaitu masa tabi'in yang masih termasuk sebaik-baiknya kurun karena masih ada keterikatan yang erat dengan para sahabat melalui murid-muridnya.

Jadi, wajib bagi setiap mukalaf meyakini dan membenarkan dalam hatinya, bahwa kurun waktu terbaik yaitu pada masa Rosulullah masih hidup.

Agar umat selalu bercermin pada masa Rosulullah, artinya setiap ilmu yang berkaitan dengan aqidah, ibadah, muamalah, munakahat dan jinayah selalu mengacu pada apa yang di sampaikan, dicontohkan dan diisyaratkan oleh Rosulullah melalui keterangan para sahabat kemudian disampaikan kepada ulama tabi'in.

Bukan berarti kita sebagai muslim berfikiran sempit dengan tidak mengambil ilmu diluar ilmu agama seperti dalam bidang teknologi, ekonomi, ketatanegaraan, politik dan sebagainya. Karena ada perintah nabi yang menyebutkan "uthlubul 'ilmi walau bissin." Yang artinya carilah ilmu meskipun ke negri Cina.

Dasar diwajibkannya iman kepada tiga kurun terbaik bukan dengan dasar fanatik dengan hanya menilik pada masa salaf kemudian anti terhadap pengetahuan umum yang sifatnya moderen, karena moderenisasi tak bisa dicegah karena yang namanya peradaban manusia seperti titian tangga yang perlahan berpindah melewati jenjangnya dan berubah seiring laju zaman.

Adapun dalil diwajibkannya mengikuti masa salaf (3 kurun terbaik) yaitu berdasarkan hadits Nabi yang menyebutkan:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُم

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya.”

Memahami Apa Itu Salaf dan Apa Itu Salafi?

Salaf menurut bahasa adalah dahulu karena diambil dari bahasa Arab, sedangkan secara istilah salaf adalah masa terdahulu yakni masa awal penyebaran Islam yang dilakukan oleh Rosulullah kemudian dilanjutkan oleh sahabat pada masanya, kemudian dilanjutkan oleh ulama tabi'in pada masanya.

Ketiga masa yang disebutkan di atas adalah kurun terbaik menurut Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam sebagaimana telah disebutkan pada hadits di atas.

Namun dewasa ini umat Islam dibuat ricuh oleh jargon yang menyebutkan "kembali kepada Al Qur-an dan Hadits, segala perbuatan yang tidak sesuai Al Qur-an dan Hadits adalah bid'ah." Dan jargon yang menyebutkan "kembali pada manhaj salaf."

Sepintas sepertinya benar bahwa setiap muslim yang hidup di akhir zaman ini harus bercermin pada masa salaf yaitu kurun waktu yang disebutkan di atas karena memang seharusnya begitu, tapi bila kita cermati mereka-mereka yang mengeluarkan dua jargon di atas malah menebar fitnah bahwa keterangan ulama akhir zaman (muta-akhirin) itu tidak bersandar kepada Al Qur-an dan Hadits sehingga manhaj salaf yang mereka gembar-gemborkan tanpa melalui rangkaian silsilah ilmu dari Ulama tapi langsung.

Alasan mereka berpendapat seperti itu karena tidak disebutkannya dalil Al Qur-an dan hadits. Kita ambil contoh kitab fiqih Fathul Mu'in yang menjadi rujukan kami untuk belajar ilmu fiqih.

Di dalam kitab-kitab fiqih karya ulama muta-akhirin memang tidak dicantumkan dalil secara gamblang karena memang yang mereka bahas adalah ilmu fiqih bukan ilmu hadits.

Tapi bukan berarti apa yang disampaikan oleh ulama ahli fiqih itu tidak berdasarkan Al Qur-an dan Hadits karena ulama lebih pintar dari pada kita yang hanya bermodalkan HP di dalam mencari sumber hukum tentang fiqih.

Di dalam menulis satu satu karya kitab, ulama ahli fiqih mengambil referensi dari berbagai kitab dari ulama mutaqodimin termasuk keterangan Al Qur-an dan hadits yang menjadi sumber yang wajib digunakan di dalam menetapkan hukum.

Jika umat yang sangat minim akan ilmu agama kemudian ditekankan harus menggunakan hadits langsung di dalam menetapkan hukum, maka yang terjadi adalah musibah besar dalam agama.

Karena baik Al Qur-an dan Al Hadits itu tidak asal diterjemahkan berdasarkan standar DepAg, tapi harus menggunakan ilmu dan setiap ilmu dalam agama islam itu ada metodeloginya yang harus dipelajari secara bertahap bukan dengan instan.

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Suyuti, bahwa seseorang yang mendalami Al Qur-an dan Hadits setidaknya minimal menguasai 14 disiplin ilmu agama.

Jadi, buat kita-kita yang awam cukup mengikuti ulama saja jangan sok tahu menukil hadits kemudian dijadikan hujah dan dalil di dalam menetapkan hukum tanpa terlebih dahulu mengikuti penjelasan ulama.

Untuk kita-kita yang awam akan lebih aman berhusnudhzon kepada Ulama karena melalui mereka lah tongkat estafet sanad ilmu dari Rosulullah sampai kepada kita.

Sebagaimana disebutkan oleh Rosulullah sebagai jawaban daripada pertanyaan dari Abu Musa kepada Beliau yang dimuat di dalam kitab Shohih Bukhori, bahwa Islam yang baik adalah Islam yang muslimnya menjaga lisan dan tangannya. Yang berarti ucapan dan perbuatan kita harus dijaga daripada fitnah agar kita baik dalam beragama.

Adapun salafi adalah orang yang mengamalkannya yakni kita-kita ini. Jadi, manhaj kita ini adalah manhaj salaf bukan ahli bid'ah.

Dulu, kami sangat bangga jika mengatakan santri salafi atau pondok pesantren salafi, karena yang kami tahu waktu itu salafi adalah lawan kata dari moderen.

Berbeda dengan zaman sekarang, agak ngeri jika seseorang mengatakan salafi karena selalu dikait-kaitkan dengan kaum rofidhoh Syi'ah dan Wahabi.

Penutup

Kesimpulan dari mengenal nama-nama para Nabi dan Rosul yang berjumlah 25 itu wajib bagi setiap mukalaf yakni muslim yang berakal sehat dan baligh.

Adapun bagi anak-anak, yang diwajibkan itu adalah bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya mengenal para Nabi dan Rosul, karena dosa bagi orangtua jika anak-anak mereka tidak mengenal Nabi dan Rosulnya.

Wallahu a'lam bishowab.


Sumber: kitab Tijan Ad Darori

Open Comments

Posting Komentar untuk "25 Nama Para Nabi dan Rosul yang Wajib Diketahui"