Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Kisah Seseorang yang Hampir Masuk Neraka Kemudian Tertolong Karena Pernah Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Kisah Seseorang yang Hampir Masuk Neraka Kemudian Tertolong Karena Pernah Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Hadits ke Lima

Hadits ke lima dari empat puluh hadits yang yang disebutkan oleh syekh Muhammad bin Abi Bakar rohimahullahu ta'ala di dalam kitab Al Mawaidhz Al Ushfuriyah yaitu hadis dari Abi Dzar Al Ghifari rodhiyallahu 'anhu yang berkata:

يا رسول الله علمنى عملا يقر بني الى الجنّة ويباعدني من النّار. قال إذا عملت سيّئة فاتبعها حسنة قال قلت أمن الحسنات قول لا إله إلّا الله قال نعم هي احسن الحسنات

"Wahai Rosulullah ajarkanlah kepadaku suatu amalan yang mendekatkanku dengan surga dan menjauhkanku dari neraka." Rosulullah berkata: "Jika kamu melakukan perbuatan buruk, maka ikutilah dengan perbuatan yang baik." Abi Dzar kemudian bertanya lagi: "Apakah termasuk perbuatan baik ketika mengucap la ilah illallah?" Rosulullah menjawab: "Iya, bahkan itu adalah sebaik-baiknya kebaikan."


Sebaik-baiknya Kebaikan

Seperti yang disebutkan di atas bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abi Dzar Al Ghifari salah seorang sahabat Nabi yang menanyakan tentang amalan baik apa yang paling baik dikerjakan.

Hubungan antara sahabat dan Rosulullah pada jamannya sangatlah dekat dan akrab, tidak ada sekat antara guru dengan murid dalam hal bersosialisasi maupun di dalam ta'lim, meski semua sahabat tahu betul bahwa Rosulullah bukanlah manusia biasa yang artinya memiliki keistimewaan yang jauh daripada manusia pada umumnya.

Disebut istimewa karena Rosulullah memang memiliki banyak keistimewaan, namun tidak menghilangkan sisi manusiawinya karena beliau merupakan contoh bagi umatnya yang memiliki tingkat keimanan yang berbeda-beda.

Sisi kemanusiaan yang pernah Rosulullah tunjukan seperti halnya buang air kecil dan buang air besar yang disebutkan di dalam shohih Bukhori dan Muslim, bukan berarti Rosulullah itu memiliki cela seperti manusia lainnya karena air kencing dan tinja itu najis dalam hukum Islam, akan tetapi yang Beliau lakukan adalah memberi contoh kepada sahabat cara bersuci di dalam hukum Islam, karena menurut kaul ulama yang shohih air seni Rosulullah itu sesungguhnya suci.

Kemudian seperti contoh memakai minyak wangi ketika Rosulullah hendak pergi ke masjid untuk menunaikan sholat adalah sebagai contoh untuk umatnya tentang kesunahan sebelum sholat, karena sesungguhnya tubuh Rosulullah sendiri sudah wangi tanpa harus memakai minyak wangi.

Rosulullah diutus oleh Allah sebagai teladan yang artinya sebagai contoh untuk umatnya, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan oleh Rosulullah akan keluar product hukum yang menjadi sumber rujukan ulama di dalam menetapkan suatu hukum, jadi tak ada perkara yang sia-sia yang dilakukan oleh Rosulullah.

Hadits yang disebutkan di atas mencerminkan betapa antusiasnya para sahabat tentang perkara ibadah karena dalam hadits manapun yang ditanyakan sahabat adalah masalah ibadah bukan curhat tentang masalah ekonomi atau semua hal yang berbau duniawi.

Berbeda dengan kita bila menemui seorang 'alim yang ditanyakan bukanlah soal ilmu tapi minta saran agar dagangan laris, minta amalan supaya rejeki lancar, semuanya tentang duniawi.

Yang kita tuju bukanlah inti dari permasalahan yaitu memperbaiki ibadah, tapi ingin mendapatkan hasilnya langsung, sehingga ketika gagal akan menyalahkan ustad atau kiyai yang dianggap tidak becus, padahal dirinya sendirilah yang terhalang dari sampainya rohmat Allah yang begitu luas.

Coba kita perhatikan hadits di atas, yang ditanyakan sahabat adalah bagaimana caranya agar dekat dengan surga dan jauh dari neraka, sama sekali tidak menyinggung tentang mewahnya dunia dan peliknya masalah dunia.

Karena jika sesorang sudah membayangkan mewahnya surga, maka yang dicari di dunia ini adalah segala perbuatan yang mendatangkan ridhonya Allah dan jika yang dibayangkan adalah siksa api neraka, maka yang dijauhi di dunia ini adalah perkara yang mendatangkan murkanya Allah.

Kemudian Rosulullah menjawab bahwa ketika kita melakukan perbuatan yang salah menurut syari'at maka langsung disusul dengan perbuatan yang baik, artinya ketika kita khilaf maka beristigfarlah dan mengganti keburukan yang kita lakukan dengan perbuatan yang baik.

Kemudian mengingat Allah dengan berdzikir mengucap kalimat "la ilaha illallah" karena diantara dzikir-dzikir yang lain dzikir ini adalah yang paling utama dan sebaik-baiknya amalan baik yang kita kerjakan.

Al mawaidzh al ushfuriyah
Pinterest


Kisah Seseorang yang Hampir Masuk Neraka Kemudian Tertolong Karena Pernah Mengucap La Ilaha Illallah Muhammadur Rosulullah

Suatu ketika ada seorang laki-laki yang sedang melakukan wukuf di 'arofah yakni melaksanakan ibadah haji. Kemudian selama wukuf laki-laki tersebut selalu memegang tujuh butir batu dalam genggamannya sambil bersyahadat.

Tanpa ia sadari, selama ia wukuf ternyata tujuh butir batu yang ia genggam itu bersaksi bahwa laki-laki yang menggengam batu ini selama melaksanakan ibadah hajinya, dia selalu membacakan kalimat tauhid yakni bersyahadat.

Setelah selesai melakukan wukuf, kemudian orang ini tertidur karena mungkin kelelahan dan di dalam tidurnya ia bermimpi seakan-akan sudah kiamat bumi dan segala isinya musnah beserta alam jagat raya.

Kemudian tibalah hari dimana semua orang di hisab di padang mahsyar dan tibalah bagi orang ini dihisab amal ibadahnya sewaktu ia hidup dan ternyata setelah dihisab lebih banyak keburukan yang pernah ia lakukan selama hidupnya daripada amal kebaikan.

Sehingga ketika ditimbang pada mizan dia divonis sebagai penghuni neraka, maka para malaikat langsung menggiring orang ini masuk ke neraka, akan tetapi sebelum memasuki gerbang neraka tiba-tiba sebuah batu besar menutupi gerbangnya.

Kemudian oleh para malaikat digesernya batu besar tersebut tetapi sedikitpun batu tersebut tidak bergeming, sehingga para malaikat memasuki pintu lain karena neraka memiliki tujuh pintu dan masih ada enam pintu lagi jika pintu yang satu ini tertutup oleh batu.

Setelah sampai di pintu yang lain ternyata juga ditutup oleh batu besar yang tidak bisa di geser dan seterusnya begitu setiap pintu-pintu neraka yang semuanya berjumlah tujuh itu tertutup oleh batu besar yang tidak bisa digeser.

Sehingga oleh malaikat orang ini di bawa ke bawah arsy untuk mengadukan kejadian tersebut kepada Allah, kemudian malaikat berkata: "ya Allah engkau Maha Mengetahui atas apa yang sudah terjadi dengan orang ini, kami tak menemukan jalan untuk masuk ke neraka."

Allah Ta'ala berfirman: "wahai hambaKu! Engkau telah meminta kesaksian pada batu-batu itu dan batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu, maka bagaimana mungkin aku menyianyiakan hakmu sedangkan aku Maha Menyaksikan kesaksianmu."

Ternyata batu-batu besar yang menutup tujuh pintu neraka itu adalah batu-batu yang digenggam oleh laki-laki tersebut ketika wukuf sambil mengucapkan syahadat berulang kali tanpa henti, sehingga menjadi saksi ketika divonis menjadi ahli neraka, batu-batu tersebut tidak rela bila orang ini masuk neraka.

Batu-batu tersebut bersaksi bahwa orang ini pernah dengan ikhlas berdzikir kalimah tauhid la ilaha illallah Muhammadu rosulullah berulangkali ketika wukuf di 'arofah.

Maka kemudian Allah melanjutkan firman-Nya: "masukan dia ke surga." Allah T'ala menerima dzikirnya orang ini dan menghapus kesalahannya yang jauh lebih banyak.

Kemudian oleh malaikat orang ini digiring menuju pintu surga, akan tetapi ketika sampai di pintu surga, pintunya tidak mau terbuka.

Kemudian kalimat syahadat yang pernah diucapkan orang ini datang seraya berka, "La ilaha illallah Muhammadu rosulullah." Maka terbukalah pintu surga yang tadinya tertutup rapat kemudian orang ini masuk ke surganya Allah.


Kisah Nabi Musa yang Diperintahkan Bercocok Tanam Oleh Allah

Dari Imam Az Zahid Sayyidi Al Mufthi rahmatullahi ‘alaihi menyampaikan sebuah hikayat dari ayahnya yakni Al Mufthi rohimatullahi 'alahi ia bercerita:

Suatu ketika Nabi Musa sholawatullahi ‘alaihi bermunajat kepada Allah dan berkata: "Wahai Tuhanku! Engkau ciptakan makhluq dan menganugerahkan ni’mat dan rizqi-Mu kepadanya, lantas pada hari kiamat Engkau masukkan mereka ke dalam neraka?"

Kemudian Allah Ta'ala Berfirman langsung kepada nabi Musa: "Wahai Musa! Berdirilah dan bercocok tanamlah."

Kemudian Nabi Musa ‘alaihis salam mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah yaitu bercocok tanam, menyirami dan merawatnya kemudian melaporkan kepada Allah apa yang beliau kerjakan sampai beliau memanennya dan menggilas hasil dari apa yang beliau tanam.

Kemudian Allah Ta'ala bertanya: "Wahai Musa! Apa yang engkau lakukan dengan tanamanmu?"

Nabi Musa menjawab: "Aku telah memanen dan menggilasnya."

Allah Ta’ala bertanya: "Apakah engkau tidak meninggalkannya barang sedikitpun?"

Nabi Musa menjawab: "Wahai Tuhanku! Sedikitpun Aku tidak meninggalkannya kecuali yang tidak memiliki kebaikan."

Allah Ta’ala berfirman: "Wahai Musa! Demikian pula dengan orang-orang yang tidak memiliki kebaikan, maka Akupun memasukkannya ke neraka."

Merasa tidak puas dan penasaran nabi Musa kembali bertanya: "Siapakah mereka yang engkau masukan ke neraka?"

Allah Ta’ala menjawab: "Yaitu orang-orang yang enggan mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaahu Muhammadur rasuulullaah".


Kesimpulan

Dari dua hikayat yang dipaparkan oleh mu'alif di dalam kitabnya maka kita bisa mengambil pelajaran, bahwa sebesar apapun dosa kita, akan tetapi lebih besar rahmatnya Allah yang dibuktikan dengan dimasukannya seseorang karena dengan ikhlas mengucap "Lailaha illallah Muhammadur rosulullah".

Dari cerita di atas menunjukan bahwa yang Allah pandang adalah qolbu hambanya yang dengan ikhlas mengakui bahwa tidak ada tuhan yang hak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah yang diucapkan ketika berdzikir yakni mengingat Allah.

Kemudian sebanyak apapun rahmat yang Allah berikan kepada seluruh makhluknya di dunia, akan tetapi yang mendapat rohimnya Allah yaitu mereka yang beriman bukan mereka yang durhaka kepada Allah.

Dunia diibaratkan tempat kita bercocok tanam yang tentu saja ada hama di dalamnya yang mesti kita singkirkan agar nanti saat memanen berbuah kebaikan, dan alam akhirat adalah tempat kita menuai dari apa yang kita tanam selama hidup di dunia.


Penutup

Semoga apa yang tuliskan oleh mu'alif dalam kitabnya yang telah kami sampaikan pada artikel ini dapat memotivasi kita khususnya bagi kami, umumnya untuk para pembaca semua untuk lebih sering mengingat Allah dengan memperbanyak dzikir "La ilaha illallah Muhammadur rosulullah.

Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon ma'af jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian maupun tulisan, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bishowab


Sumber: Kitab Al Mawaidzh Al Ushfuriyah.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Kisah Seseorang yang Hampir Masuk Neraka Kemudian Tertolong Karena Pernah Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat"