Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Tafsir Jalalain Al Baqoroh ayat 14-20 Orang Munafik Menukar Kesesatan Dengan Petunjuk

Tafsir Jalalain Al Baqoroh ayat 14-20 Orang Munafik Menukar Kesesatan Dengan Petunjuk

Daftar Isi Artikel: Tampilkan

 بسم الله الرّحيم

Berkata imam Jalaludin As Suyuti rohimahullahu ta'ala di dalam kitab tafsir Jalalain:


Tafsir Ayat ke 14

(وَإِذَا لَقُوْا)
اَصْلُهُ لَقِيُوْا حُذِفَت الضَّمَةُ لِلإِستِقَال ثُمَّ اليَاءُ لا لتِقَائِهَا سَاكِنَةً مَعَ الوَاوِ
(Dan apabila mereka orang-orang munafik bertemu)
Asalnya lafadz laqiyu dibuang akan dhomahnya karena dianggap berat kemudian dibuang huruf Ya karena bertemunya huruf Ya dengan yang mati beserta Wau (sehingga menjadi "Laquu").

(اَلَّذِينَ آمَنُو قَالُوْا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا)
مِنْهُمْ وَ رَجعُوْا
(Dengan orang-orang yang beriman mereka berkata "kami beriman" dan apabila mereka kembali)
Daripada mereka orang mu'min dan mereka kembali.

(إِلى شَيَاطِيْنِهِمْ)
رُؤَ سَائِهِمْ
(Kepada setan-setan mereka)
Kawanan mereka.

(قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ)
فِي الدِّيْنِ
(Mereka berkata "sesungguhnya kami bersama kalian")
Di dalam agama.

(إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُوْنَ)
بِهِمْ بِإِظْهَارِ الإِيمَانِ
(Sesungguhnya kami mengolok-olok)
Kepada mereka dengan menjelaskan keimanan.

Albaqoroh ayat 14-20

Orang Munafik Mengolok-olok Orang Mu'min

Maha Suci dan Maha Sempurna Allah atas kalam-kalam-Nya yang begitu indah yang disampaikan kepada Rosulullah untuk memberitahukan dan memperingatkan orang-orang munafik yang mengaku beriman.

Mereka orang-orang munafik ketika bertemu dengan orang-orang beriman akan mengaku bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman padahal ketika mereka kembali berkumpul dengan golongan mereka, mereka menampakan aslinya bahwa mereka orang-orang kafir.

Adapun keimanan yang mereka ucapkan ketika bersama orang-orang yang beriman hanyalah pura-pura, terbukti ketika mereka kembali kepada golongan orang kafir mereka berkata hanya mengolok-olok orang mu'min.


Tafsir Ayat ke 15

(اللهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ)
يُجَازِيْهِمْ بِاسْتِهزَائِهِمْ
(Allah akan membalas olok-olok mereka)
Allah membalas mereka dengan sebab olok-olok mereka.

(وَيَمُدُّهُمْ)
يُمْهِلْهُمْ
(Dan Allah memberi tempo mereka) menangguhkan mereka.

(فِي طُغْيَانِهِمْ)
يُتَجَاوِزُهُم الحد في الكفر
(Di dalam kesesatan mereka)
Dengan sebab melampauinya mereka akan batas di dalam berbuat kekufuran.

(يَعْمَهُوْنَ)
يترددون تحيرا حال
(Mereka terombang-ambing)
Mereka terombang-ambing hal keadaan mereka dalam kebingungan.

Balasan Allah Terhadap Orang Munafik yang Mengolok-olok Orang Mu'min

Seperti halnya orang yang terombang ambing di lautan lepas yang tidak tau arah tanpa petunjuk dari langit karena biasanya bintang dijadikan petunjuk arah oleh seseorang ketika tersesat di lautan lepas atau dengan melihat arah matahari jikalau siang.

Maka bagi mereka orang munafik yang mengolok olok orang mu'min sama halnya orang yang tersesat di lautan lepas. Mereka terombang ambing dalam kesesatan, hati mereka tidak tenang diliputi rasa cemas, gelisah dan bimbang tanpa ketenangan karena Allah tidak memberi mereka petunjuk.

Mereka orang-orang munafik, kufur karena perbuatan mereka yang melampaui batas dengan mengolok-olok orang mu'min.

Mereka oleh Allah tidak diberikan azab langsung namun diberikan penangguhan berupa ketersesatan karena perbuatan mereka yang melampaui batas yang berpura-pura beriman namun mengolok-olok mereka orang-orang mu'min.

Maka berhati-hatilah bagi orang yang tidak menjaga lisan dan hatinya dari perbuatan mengolok-olok orang yang ingin dekat dengan Allah, mengolok-olok orang yang berusaha mencintai Rosul-Nya, apalagi sampai mengolok-olok para wali Allah, jangan sampai kita menjadi orang yang munafik yang dibenci oleh Allah.


Tafsir Ayat ke 16

(الئك الذين اشتروا الضلالة بالهدى)
اي استبدلو ها به
(Mereka adalah orang-orang yang menukar/membeli kesesatan dengan petunjuk)
Artinya mereka menukar akan kesesatan dengan petunjuk.

(فما ربحت تجارتهم)
اي ما ربحوا فيها بل خسروا لمصيرهم الى النار المؤبدة عليهم
(Maka perdagangan mereka tidaklah beruntung)
Artinya tidak beruntung mereka dalam perdagangannya bahkan mereka itu merugi karena tempat kembali bagi mereka itu ke neraka yang dikekalkan atas mereka.

(وما كانوا مهتدين)
فيما فعلوا
(Dan mereka tidak mendapatkan petunjuk)
Pada apa yang mereka perbuat.

Orang Munafik Menukar Kesesatan dengan petunjuk

Dari ayat diatas menyebutkan bahwa mereka orang-orang munafik adalah orang yang merugi, mereka diibaratkan seseorang yang berdagang membeli kesesatan dengan petunjuk atau menjual petunjuk dengan kesesatan padahal hakikatnya mereka merugi karena Allah tidak memberikan petunjuk atas mereka.

Bagi mereka yang menukar kesesatan dengan petunjuk pantas masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya, maka sebagaimana disampaikan oleh ulama seperti syekh Nawawi Al Bantani di dalam kitab Qomi Tugyan, bahwa bagian dari pada iman yaitu pelit dalam agama artinya jangan menukar keimanan demi keni'matan duniawi yang menyesatkan.

Seperti yang terjadi di jaman sekarang pun tak sedikit muslim yang rela menjual agamanya (keimanannya) demi urusan dunia, seperti berpindah keyakinan karena alasan ekonomi, cinta dan sebagainya. Pada orang-orang yang seperti ini Allah tutup hati mereka dari petunjuk-Nya.


Munafik I'tiqodi

Yang namanya perbuatan nifak ulama tidak serta merta menghukumi mereka orang-orang munafik itu kufur karena ada dua golongan orang munafik, yang pertama yaitu munafik i'tiqodi.

Mereka yang mengaku beriman dengan ucapan, padahal di dalam hatinya menolak, seperti orang-orang kafir di jaman Rosulullah yang mengaku beriman tapi di dalam hati mereka menolak risalah yang disampaikan oleh Rosulullah bahkan sebenarnya mereka mengolok-olok para pengikut Rosulullah yakni para sahabat.

Perbuatan mereka orang-orang munafik i'tiqodi seperti duri dalam daging, musuh dalam selimut karena takut mendapatkan diskriminasi dari umat muslim, padahal hukum Islam tidak menjajah mereka yang non muslim malah hak-hak mereka dilindungi tidak perlu berpura-pura beriman.

Perbuatan nifak yang mereka lakukan adalah munafik i'tiqodi dan orang-orang munafik seperti ini termasuk kufur. Dan ayat-ayat ini turun setelah hijrahnya Rosulullah ke Madinah menanggapi orang-orang Yahudi yang Munafik


Munafik 'Amali

Munafik 'amali adalah mereka yang suka berbohong, pura-pura sudah melakukan kebaikan ini itu padahal kenyataannya tidak.

Seperti yang terjadi ketika di bulan Ramadhan misalnya, bisa saja seseorang mengaku berpuasa dihadapan keluarganya padahal di pasar dia telah menyantap makanan di warung nasi.

Munafik 'Amali tidak masuk kedalam kekufuran, karena yang menyebabkan kufurnya seseorang adalah i'itikad bukan pada perbuatan ('amal) meski perbuatan juga bisa menggoyahkan i'tikad.

I'tikad seperti rasa syukur atas ni'mat jika diingkari akan menyebabkan seseorang kufur dan balasan bagi seseorang yang kufur ni'mat adalah azab yang pedih.

Oleh ulama orang yang munafik 'amali disebut orang fasik karena selama di hati seseorang membenarkan bahwa sholat atau puasa Ramadhan itu wajib hukumnya, atau mengimani Allah sebagai sebab semuanya terjadi, namun enggan melaksanakan rukun-rukun dalam Islam seperti sholat, zakat, puasa dan haji tanpa adanya uzur, tidak dikatakan kafir.

Namun di dalam kajian fiqih ibadah ulama menghukumi kafir bagi orang yang meninggalkan dua waktu sholat dengan segaja dengan hukuman pancung jika dia tidak mau bertaubat setelah dinasehati yang berarti bahwa orang tersebut tidak menganggap sholat itu wajib, dan hukuman ini berlaku jika diterapkannya hukum Islam pada suatu pemerintahan.

Sehingga benar apa yang dikatakan oleh imam Ibnu Atho'ilah bahwa bersyari'at tanpa disertai ilmu tashouf akan menjadikan sesorang fasik karena dihatinya tidak benar-benar ada rasa takut dan cinta kepada Allah.

Sehingga pantas jika Rosulullah memerintahkan umatnya untuk menghindar dari perbuatan nifak meski dengan berbohong yakni munafik 'amali, karena ternyata apapun yang namanya munafik sangat berisiko kepada kekufuran.


Tafsir Ayat ke 17

(مثلهم)
صفتهم في نفاقهم
(Perumpamaan mereka)
Sifat mereka dalam kemunafikan

(كمثل الذي استوقد)
اوقد
(Seperti perumpamaan orang yang menyalakan)
Menyalakan

(نار)
في ظلمة
(Api)
Di dalam kegelapan

(فلما اضاءت)
أنارت
(Maka dikala menerangi)
Menerangi

(ما حوله)
فابصر واستدفأ وأمن ممن يخافه
(Apa yang ada di sekitarnya)
Lalu ia dapat melihat dan ia menghangatkan diri dan merasa aman dari apa yang ia takuti.

(ذهب الله بنورهم)
أطفأه وجمع الضمير مراعاة لمعنى الذي
(Allah hilangkan cahaya mereka)
Allah padamkan cahayanya dan Allah jama'kan kata ganti (dhomir) "binûrihim" karena menjaga makna "alladzî".

(وتركهم في ظلمات لا يبصرون)
ما حولهم متحيرين عن الطر يق خائفين فكذلك هؤلاء امنوا بإظهار كلمة الإيمان فإذا ماتوا جاءهم الخوف والعذاب
(Dan Allah tinggalkan mereka dalam kegelapan mereka tidak bisa melihat)
Apa yang di sekitar mereka, mereka dalam kebingungan daripada jalannya, mereka ketakutan. Maka seperti itulah mereka beriman dengan menampakan kalimat iman, maka apabila mereka meninggal dunia datang kepada mereka rasa takut dan siksaan.

Albaqoroh ayat 14-20

Rasa Takut Pada Hati Orang Munafik

Tak ada rasa tenang, aman dan damai bagi orang munafik karena Allah telah menutup hati mereka dari petunjuk sebagaimana disebutkan ayat diatas bahwa mereka diumpamakan orang yang menyalakan api untuk menerangi sekitarnya.

Seumpama orang berada di alam terbuka seperti di dalam hutan di malam gelap gulita, maka yang dibutuhkan adalah penerangan untuk mengusir rasa takut sehingga dengan menyalakan api orang tersebut merasa aman dan nyaman dari dinginnya angin malam dan dapat melihat sekitarnya jikalau ada bahaya datang.

Namun ketika nyala api tiba-tiba padam, maka yang terjadi adalah kepanikan dan rasa takut. Seperti itulah yang terjadi kepada orang munafik, Allah padamkan cahaya petunjuk dan selamanya mereka dalam ketersesatan.

Di dunia mereka berpura-pura beriman di hadapan orang-orang mu'min kemudian di belakang mereka mengolok-olok orang mu'min, seperti itulah mereka beriman yang hanya sekedar di bibir saja.

Maka kelak ketika mereka mati, di alam barzah mereka disiksa dan di mahsyar pun azab dari Allah menanti mereka dengan azab yang sangat pedih dengan masuknya mereka ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya oleh sebab kekufuran. Baik di alam barzah maupun di mahsyar mereka diliputi oleh rasa takut.


Tafsir Ayat ke 18

هم (صمّ)
عن الحق فلا بيمعونه سماع قبول
Mereka (Tuli)
Dari kebenaran maka mereka tidak mendengar dengan pendengaran yang mereka terima.

(بكم)
خرس عن الخير فلا يقولونه
(Mereka bisu)
Bisu dari kebaikan maka mereka tidak mau mengatakannya.

(عمي)
عن طريق الهدى فلا يرونه
(Mereka buta)
Dari jalan petunjuk maka mereka tidak dapat melihat petunjuk itu

(فهم لا يرجعون)
عن الضلالة
(Maka mereka itu tidak kembali)
Dari kesesatan

Orang Munafik Tuli, Bisu dan Buta Dari Kebaikan dan Petunjuk

Ketika Allah murka terhadap orang munafik maka jangan harap mereka mau mendengar nasehat karena oleh Allah telinga mereka telah ditutup dari petunjuk kebenaran, yang mereka lihat selalu keburukan oranglain dan yang mereka ucapkan adalah fitnah.

Mereka orang munafik yang telah kufur karena kemunafikannya mereka takan kembali ke jalan kebenaran karena selamanya mereka tersesat. Inilah kenapa kita diperintahkan untuk menjauhi sifat munafik karena resikonya amat mengerikan ketika kita terjerumus dalam kekufuran.


Tafsir Ayat ke 19

(او)
مثلهم
(Atau)
Perumpamaan mereka

(كصيّب)
اي كأصحاب مطر واصله صيوب اي نزل
(Seperti orang yang tertimpa hujan)
Artinya orang yang tertimpa hujan asalnya dari kata "shoyub" artinya turun.

(من السماء)
السحاب
(Dari langit)
Awan.

(فيه)
اي السحاب
(Padanya)
Yaitu awan.

(ظلمات)
متكاثفة
(Gelap)
Tebal

(ورعد)
هو الملك الموكّل به وقيل صوته
(Dan bergemuruh)
Itu adalah malaikat yang diwakilkan dengannya ada yang mengatakan itu adalah suaranya malaikat.

(وبرق)
لمعان صوته الذي يزجره به
(Dan kilat)
Itu adalah kilauan cambuknya yang menggiring awan.

(يجعلون)
اي اصحاب الصيّب
(Mereka menjadikan)
Maksudnya orang yang tertimpa hujan.

(اصابعهم)
اي أناملها
(Ujung-ujung jari mereka)
Yakni ujung jari mereka

(في ءاذانهم من)
اجل
(Pada telinga mereka dari)
Karena

(الصواعق)
شدة صوت الرعد ائلا يسمعوها
(Mendengar suaranya)
Sangat keras suara gemuruh itu supaya mereka tidak mau mendengar

(حذر)
خوف
(Karena takut)
Rasa takut

(الموت)
من سماعها. كذلك هؤلاء: إذا نزل القرآن وفيه ذكر الكفر المشبه بالظلمات والوعيد عليه المشبه بالرعد والحجج البينة المشبهة بالبرق، يسدون اذانهم لئلا يسمعوه فيميلوا إلى الإيمان وترك دينهم وهو عندهم موت
(Mati)
Daripada mendengarnya. Seperti itulah mereka: ketika turunnya Al Qur-an kepadanya ada yang menyebutkan kufur yang diserupakan dengan gelap dan ancaman yang diserupakan dengan gemuruh dan hujah-hujah yang jelas yang diserupakan dengan kilauan, mereka itu menutup telinga-telinga mereka supaya mereka tidak mendengar maka cenderunglah mereka itu kepada iman dan meninggalkan agama mereka dan dia itu disisi mereka mati.

(والله محيط بالكافرين)
علما وقدرة فلا يفوتونه
(Dan Allah meliputi dengan orang-orang kafir)
Mengetahui dan menguasai maka mereka tidak terlewati/tidak luput dari pengetahuan dan kuasa Allah.

Asbabun Nuzul Ayat ke 19

Dari Abdullah Ibnu Abbas dan Abdullah Ibnu Mas'ud, "Ada golongan kaum munafik yang masuk Islam setelah hijrahnya Rosulullah. Mereka seperti orang yang terjebak dalam kegelapan, berusaha mencari cahaya dengan menyalakan api, namun setiap kali menyalakan api itu padam. Perumpamaan mereka seperti orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai kilat, petir dan guruh. Orang itupun berusaha berlindung karena takut bahaya menimpanya. Perumpamaan ini selaras dengan tabiat mereka yaitu mereka syirik kemudian beriman, kemudian kembali sesat dan kafir. Mereka samar antara halal dan haram, baik dan buruk. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa mereka adalah orang yang akan terungkap perbuatan nifaknya." (Lubabun Nuqul: 8)

Allah Meliputi Orang-orang Kafir

Di dalam ilmu 'aqidah telah dijelaskan bahwa sifat 'ilmu Allah itu senantiasa/selalu/tetap, sifat 'ilmunya Allah tidak berubah karena sifat-sifat-Nya yang lain, berarti bahwa Allah itu Maha Waspada.

Tak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Allah ('Ilmu) baik yang dzhohir maupun yang batin, sehingga tidak ada bedanya bagi Allah ketika manusia menampakan keburukan maupun menyembunyikannya, Allah Maha Mengetahui.

Maka terhadap orang-orang kafirpun Allah Maha Mengetahui kebusukan yang mereka sembunyikan dan kemunafikan yang mereka tampakan, Allah Maha Mengetahui.

Sehingga ketika orang-orang kafir mengaku bahwa mereka beriman di hadapan Rosulullah, maka Allah jawab dengan wahyu melalui Jibril dengan dibukakannya hijab (penutup) pada diri Rosulullah untuk menerima 'ilmu dari Allah sebagai peringatan kepada mereka.


Tafsir Ayat ke 20

(يكاد)
يقرب
(Hampir saja)
Sangat dekat

(البرق يخطف أبصارهم)
يأخذها بسرعة
(Kilat itu menyambar pandangan mereka)
Menyambar mereka dengan cepat.

(كلما أضاء لهم مشوا فيه)
اي في ضوئه
(Setiap kali menyinari kepada mereka yang berjalan)
Maksudnya pada kilatannya itu.

(وإذا اظلم عليهم قاموا)
وقفوا، تمثيل لإزعاج ما في القرآن من الحجج قلوبهم وتصديقهم لما سمعوا فيه مما بحبون ووقوفهم عما يكرهون
(Dan apabila gelap kepada mereka mereka itu berdiri)
Dan mereka berhenti, perumpamaan kecemasan sesuatu yang ada dalam Al Qur-an daripada hujah-hujah akan hati-hati mereka dibuat cemas dan pembenaran bagi apa yang mereka dengar di dalamnya dari apa yang mereka sukai dan mereka berdiri/terdiam dari apa yang mereka benci.

(ولو شاء الله لذهب بسمعهم)
بمعنى أسماعهم
(Seandainya Allah menghendaki Allah hilangkan pendengaran mereka)
Dengan makna pendengaran-pendengaran mereka

(وابصارهم)
الظاهرة كما ذهب بالباطنة
(Penglihatan mereka)
Yang jelas sebagaimana hilang dengan batinnya.

(إن الله على كل شيئ)
شاءه
(Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu)
Yang Ia kehendaki

(قدر)
ومثله إذهاب ما ذكر
(Maha Kuasa)
Dan seumpamanya menghilangkan apa yang telah disebutkan.

Kuasa Allah Atas Orang-orang Munafik

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu karena tak ada sesuatupun yang luput dari kuasa Allah termasuk terhadap orang-orang munafik, jika Allah berkehendak maka bisa saja Allah butakan mata mereka dan membuat telinga mereka tuli bahkan menghilangkan yang ada pada batin mereka.

Terbukti bahwa Allah Maha Pemurah Maha Welas-asih meski Dia murka terhadap makhluknya namun tidak membinasakan mereka atau membuat mereka cacat fisik maupun cacat secara mental atau batin seperti orang yang tidak waras.


Penutup

Umat Rosulullah maupun orang yang tidak beriman yang hidup di masa setelah kenabian Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam memang oleh Allah diberi penangguhan azab tidak seperti umat-umat dari para nabi sebelum Rosulullah yang langsung ditimpakan azab bila mereka durhaka kepada Nabinya dan kepada Allah.

Bukti cinta Rosulullah kepada umatnya yang begitu besar diantaranya yaitu memohon kepada Allah untuk tidak diturunkannya azab langsung, karena lembutnya hati Rosulullah dengan harapan agar umat-umatnya bisa memperbaiki diri dan kembali ke jalan Allah dengan sisa waktu yang diberikan.

Maka jadi pelajaran bagi kita untuk bisa menata diri, menata hati semoga Allah masih membuka hati kita agar mudah menerima petunjuk (hidayah), tidak tergolong orang-orang munafik yang kufur yang oleh Allah tutup hatinya dari petunjuk.

Sebesar apapun murka Allah terhadap hamba-hambanya, jangan pernah kita pesimis akan rahmat dan ampunan dari Allah yang jauh lebih luas jika kita benar-benar bertaubat.

Wallahu a'lam bishowab.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Tafsir Jalalain Al Baqoroh ayat 14-20 Orang Munafik Menukar Kesesatan Dengan Petunjuk"