Allah Pemilik Rizki dan Pemberi Rizki
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Melanjutkan bahasan yang sebelumnya tentang kalam Allah yang tunggal yang jika diibaratkan bahwa kalam Allah itu menggunakan bahasa Arab, maka kalam Allah adalah Al Qur'an, jika diibaratkan menggunakan bahasa Ibrani, maka kalam Allah adalah Taurot dan jika diibaratkan menggunakan bahasa Suryani, maka kalam Allah adalah Injil dan Jabur.
Perumpamaan yang disebutkan tadi bukan berarti kalam Allah itu berbeda-beda bahasa, tapi apa yang disebutkan tadi adalah kalam madlul yaitu kalam yang menunjukan adanya kalam Allah yang langsung yakni kalam Dal.
Kalam Allah itu tunggal yang artinya tidak berbeda-beda bahasa karena kalam Allah itu tidak berupa aksara dan suara, kemudian dikatakan kalam madlul karena ditulis oleh manusia berupa aksara yang menunjukan bahwa Allah itu berfirman dan agar manusia tahu dan memahami apa yang diperintahkan Allah kepada manusia melalui Rosul-rosul-Nya kemudian disampaikan oleh Rosulullah sebagaimana manusia berkata-kata sehingga dimengerti.
Kemudian syekh Nawawi Al Bantani di dalam kitabnya menjelaskan, bahwa Allah itu dzat yang tunggal, kekal, yang menciptakan dan memberi rizki kepada semua makhluq-Nya.
Allah Pemilik Rizki
Sesungguhnya keberadaan Dzat Allah yang Maha Tinggi itu tungggal dan kekal yang menolak sifat fana' (rusak) dan berbilang begitupun dengan apa yang diciptakan-Nya, tak ada satupun makhluq yang af'alnya (perbuatan) menyerupai af'al Allah, seperti diciptakannya Alam jagat raya beserta isinya, tak ada satupun makhluq yang sanggup menandinginya, maka af'al Allah itu satu-satunya yakni tak ada yang menandinginya.
Seperti yang kita lihat ketika menatap langit, sejauh mata memamandang langit itu tak berujung dan tak ada tiang penyangga dan tak ada makhluq yang sanggup menciptakan yang seperti itu dan tak ada yang sanggup menggapainya tanpa seizin yang menciptakannya yaitu Allah yang Maha Tinggi.
Allah yang telah banyak memperlihatkan kepada kita hal-hal yang menakjubkan, hal-hal yang diluar kuasa manusia dengan kuasa-Nya, juga mentakdirkan banyak hal yang hanya mampu dilakukan oleh Allah dengan kadar yang telah ditentukan oleh Allah dengan kehendak-Nya (irodah) dan tak ada sesuatupun yang seperti Allah, ini yang dimaksud Allah itu tunggal dalam af'al-Nya.
Allah Pemberi Rizki
Dengan irodah-Nya, Allah memberi rizki kepada setiap makhluq-Nya yakni menciptakan rizki dengan jalan atau cara yang sudah Allah tentukan yang sesuai dengan kedudukan tiap-tiap makhluqnya, seperti diberikannya rizki kepada seorang pedagang dengan jalan adanya yang membeli dagangannya tersebut dan lain-lain, semua proses kejadian tersebut adalah Allah yang menghadirkan yang mengadakan, Allah yang menciptakan.
Kemudian, rizki itu tidak ditentukan oleh sesuatu yang bisa dimakan atau yang bisa diminum, yang dinamakan rizki itu adalah tiap-tiap perkara yang mendatangkan manfaat untuk kita, sebagaimana dijelaskan oleh Mu'alif bahwa rizki itu bisa berupa binatang seperti hewan ternak yang bisa diambil manfaat dari dagingnya, susunya, telurnya dan sebagainya. Bisa berupa makanan atau minuman, pakaian dan sebagainya.
Kemudian, dari semua rizki yang kita peroleh yang lebih besar itu adalah rizki ditolongnya kita oleh Allah untuk bisa ta'at beribadah kepada Allah dan rizki itu terdiri dari dua bagian yaitu rizki dzhohir dan rizki batin.
Rizki Dhzohir
Adapun rizki dzhohir itu adalah sehatnya badan sehingga adanya kekuatan yang bisa disebabkan oleh makanan, minuman atau dari sesuatu selain keduanya (makanan dan minuman). Rizki dzhohir ini adalah apa yang dibutuhkan oleh badan kita.
Rizki Batin
Adapun rizki batin itu adalah hal-hal yang membuat kita mengenal dan memahami (ma’rifat) terhadap ilmunya Allah dan terbukanya penghalang-penghalang (hijab) yang menutupi tubuh kita terhadap Allah yakni terbukanya batin (mukasyafah) dan bahwa rizki batin ini adalah apa yang dibutuhkan oleh hati yakni rahasia-rahasia hati yakni sebangsa sirri.
Kemudian Mu'alif menjelaskan, bahwa harus diketahui oleh kita sesungguhnya Allah Ta'ala akan memberikan rizki kepada semua makhluq-Nya, dan semua itu adalah bagian dari sebab luasnya rizki yang Allah miliki dan diberikan untuk seluruh makhluq-Nya.
Allah Maha Kaya
Allah Maha Kaya karena Allah yang memiliki semuanya dan tak butuh apapun dari yang Allah ciptakan dan Allah miliki, malah sebaliknya kitalah yang butuh kepada-Nya, sehingga kepada-Nya lah kita menyembah dan meminta rizki dan pertolongan karena Allah lah pemilik rizki dan yang memberinya.
Adapun perintah untuk memperbanyak sholat artinya mengerjakan seluruh rangkaian sholat baik yang fardhu maupun yang sunah yaitu berdasarkan firman Allah di dalam Al Qur-an yang menyebutkan :
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Artinya :
Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (balasan yang baik dari yang dipuji yakni Allah) adalah bagi orang yang bertakwa. (Thoha : 132).
Kemudian, selain dianjurkan untuk memperbanyak sholat oleh Ulama juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca sholawat atas Nabi sholallahu a'laihi wasallam dan memperbanyak membaca beristigfar.
Jadi, biasakan memperbanyak istigfar setelah sholat yakni sebelum berdo'a dengan jujur mengakui kesalahan dihadapan Allah karena kita sering menganggap bahwa diri ini selalu benar dan paling benar diantara oranglain, maka tobati perasaan-perasaan seperti itu.
Kemudian jangan lupa perbanyak sholawat sebelum berdo'a karena salah satu sebab diterima tobat dan diterimanya do'a adalah dengan bersholawat sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabiyullah Adam 'alaihi sallam yang terusir dari surga, kemudian baru diterima tobatnya oleh Allah dengan sebab bersholawat atas Nabi sholallahu 'alaihi wasallam.
Dari apa yang dianjurkan oleh Ulama tadi berdasarkan perintah dari Allah dalam Al Qur-an dan sholat itu sebenarnya sudah menjadi kewajiban kita, dengan sholat ataupun tidak sholat itu tidak menghentikan Allah untuk memberi rizki, namun tentu ada perbedaan antara orang yang bersyukur dengan orang yang kufur terhadap ni’mat yang sudah diberikan oleh Allah Ta’ala.
Berbicara tentang kasih sayang, tentu lebih besar kasih sayang Allah kepada makhluq-Nya dibandingkan manusia yang malah mendzholimi dirinya sendiri dengan melakukan dosa, sehingga menjadikan tubuhnya itu sebagai bahan bakarnya api neraka.
Penutup
Apa yang disampaikan Mualif, sebenarnya menjadi teguran dan peringatan bagi kami pribadi yang tak luput dari perbuatan dosa, kemudian kami hadirkan pada posting blog kami dengan harapan semoga bisa memberikan manfaat. Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian ataupun tulisan.
Wallahu a’lam bishowab.
Posting Komentar untuk "Allah Pemilik Rizki dan Pemberi Rizki"